Skip to main content

Posts

Hanya

Aku hanya kumpulan asa Menari-nari dalam jiwa berharap mengalun dalam hentakan nada karya Aku hanya kumpulan tekad memukul-mukul dasar jiwa berharap segera tersentak bergerak Aku pun hanya kumpulan doa berdengung dalam sujud panjang bunda berharap ada bahagia selipan daya Dan aku sekedar makhlukNya hanya (boleh) berdaya usaha berharap ada ridloNya dalam langkah

Yang terbaik itu...

Kadang kata yang terlontar adalah barisan huruf yg tersusun semau kita.. Ada yang salah kah? Emm.. mungkin tak salah sepenuhnya. Dalam tiap kata yang telah melalui benak dan rasa kita, berproseslah ia menjadi sesuatu yang tak menyakiti dan menentramkan. Seharusnya begitu. Ada harap dalam tiap barisan kata yang terucap, walau tak ada daya selainNya (sebesar apapun) untuk mewujudkannya. Itulah hakikat yang terbaik itu. Walau sesak dalam dada, walau tetesan air mata akan mengalir pada sudut hati dan mata kita. Hmm.. buatku, yang terbaik itu memang tak selalu nyata di mataku, tak selalu kupahami dalam otakku pun tersirat dalam hatiku (mungkin dalam hati terkecilku), tapi ialah jelmaan tiap laku dan doaku (fiuh..., walau terasa mudah untuk berkata tapi tak mudah untuk dilakukan). Yang terbaik itu selalu menguji langkah, rasa dan benak kita. Mungkin yang terbaik itu hanya semacam ilusi untuk menjadi kan kita makhluk (yang benar-benar) milikNya. Tak ada bantahan atas segala perintahNya apa...

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Hari Esok Lebih Baik... Semangaaatttt

Hidup itu memang penuh misteri kawan.., kadang memperlihatkan kelancaran namun kadang memperlihatkan tantangan. Besaran kelancaran maupun tantangannya pun bergantung pada kita, sang pelaku kerja. Kesiapan kita memegang kemudi di tiap tahapannyalah yang menentukan. Kesiapan kita bukan hanya diukur dari yang zahir dari kita namun juga dari yang tersembunyi dari kita yang kadang kita pun tak menyadarinya.Sesuatu yang tersembunyi itu justru (saya rasa) yang menjadi ukurannya. Diukurnya pun bukan oleh kita sebagai pelaku, tapi olehNya, sang raja  dari para raja, yang Maha Mengetahui. Ya, Dialah yang paling mengetahui kesiapan kita menerima tantangan atau kelancaran. Ukurannya itu akan sampai kepada mata, telinga, dan hati orang-orang di sekitar kita, dan sampailah kepada kita dalam bentuk yang paling cocok untuk kita hadapi. Saat kita diberi tantangan bukan berarti kita belum pantas mendapat kelancaran, tapi karena Ia tahu kita bisa memberikan sesuatu yang lebih baik ketika kita melalui...

Kau adalah Inspirasi Untukku

Kau kukenal belum lama memang.. hanya beberapa tahun.. itupun diawali dengan pertemuan tak sengaja, itulah takdirNya. Kau bercerita banyak hal dan kau pun menanyakan banyak hal (dengan agak tersipu). Mungkin pikirmu terlambat untuk bertanya. Tapi sinar matamu tak pernah bisa kulupa, kau dengan segala cinta disekitarmu yang selalu ingin maju. Kau bilang kau ingin belajar padaku. Aku pikir kau tak serius, tapi langkah demi langkah yang kau ambil membuktikannya. Akhirnya aku bingung, apa yang bisa aku ajari kepada kau, seorang dengan binar peradaban.  

Kampus (Perguruan Tinggi) vs Kampus Kehidupan

Semua mahasiswa perguruan tinggi tentu saja akan mengalami fase TA atau apapun namanya. Itu pula yang sedang aku dan kalian alami. Fase inilah fase akhir sebelum kita terjun dalam dunia kerja atau bermasyarakat. Kampus kehidupan, itulah kira-kira sebutan yang sering diberikan untuk fase setelah berkuliah ini. Padahal kampus kehidupan telah berlangsung semenjak kita hadir ke dunia. Ya.., manusia belajar dari kearifan lingkungan sekitarnya. Kampus PT adalah bagian dari kampus kehidupan.   Layaknya sebuah tempat menempa diri, kampus kehidupan pun memberi tes pemahaman. Orang bilang di kampus kehidupan kita diberi ujian dengan materi yang belum kita ketahui sama sekali. Mungkin benar tapi seringkali kita lupa, bahwa materi itu pernah melintasi hidup kita, walau dalam bentuk yang abstrak. Pembelajaran di kampus kehidupan tidak terstruktur, materi-materinya sangat bergantung pada kebutuhan tiap individu, sehingga kampus ini pun tak memiliki pengajar teta...

Aku Berkata tentang Idealisme Mahasiswa

“Saat kalian bekerja nanti tetap jaga idealisme kalian”   Begitulah kira-kira kata yang sering terdengar dari dosen maupun teman-teman mahasiswa yang lain, Jaga Idealisme. Entah dipahami atau tidak, kata-kata itu seolah menjadi kata mujarab bagi mahasiswa.   Idealisme jika diartikan secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ideal dan isme (paham). Idealisme memiliki tiga arti pada kbbi, namun untuk bahasan ini saya rasa definisi berikut lebih pas. Idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna. Jadi dengan kata lain idealisme sangat erat kaitannya dengan arti ideal bagi tiap mahasiswa.

Cerita Tentang Ia

Suatu hari peradaban menepuk pundakku. Aku menoleh padanya. Kupandangi ia, wajahnya terlihat lesu, lelah, dan entah mengapa terlihat tirus. Aku terkejut, tak biasanya peradaban datang menghampiriku dengan wajah seperti itu. Biasanya ia datang dengan ceria serta membawa berbagai cerita. Ceritanya selalu membawaku melanglangbuana ke seluruh penjuru negeri. Setelah perjalanan itu biasanya aku tersipu, aku belum jadi apa-apa. Suasana masih hening hingga satu kalimat keluar dari mulutnya. 'aku lelah may.., saaangaat lelah'. Aku semakin terkejut, sungguh hal yang tak biasa ia berkata seperti itu. Aku pun membenarkan posisi dudukku,  sekarang aku bisa melihat jelas dirinya. Aku bisa melihat gurat kelelahan itu dengan lebih jelas. Ah.., aku semakin tak tega melihatnya. Menyadari aku mulai tertarik dengna ucapannya barusan, mulutnya mulai terbuka, lalu berucap 'bolehkah aku bercerita may'. Aku mengangguk, tak mungkin kubiarkan dirinya terdiam lebih lama, pasti ia memiliki banya...

Kerak Kebangkitan

sebuah puisi untuk negeri by: Mahya R A Merapal ingatan waktu Tentang apa yang kupunya Tentang semua masa Antar aku dan mereka Merekalah sang penjaga makna Meluruh demi makna Mewarnai berjuta asa Menjadi rasa Mereka tak lelah Walau hanya senyum yang merekah Tanpa pernah resah Mendampingi sang arah Tak pernah pula mereka mengeluh Meski lelah temani sang girang Dalam loncatan loncatan makna Dalam kehausan jiwa dan fikir Terjagalah makna Atas nama pengabdian Meluruh dalam simfoni Menuju harmoni Lalu apalah makna terisi Dalam loncatan loncatan makna Jikalau dunia mengekang Mengunci kamar kamar kepahaman

Kami Cinta Indonesia

Kami cinta Indonesia Mata kami ikut sembab ketika kesedihan melanda Indonesia Hati kami ikut teriris ketika cucuran air mata Indonesia jatuh ke tanah Dan kami selalu tergerak meski hanya dalam balutan doa Kami peduli walau raga kami tak sanggup hadir bersama Untuk Indonesia, kami memang harus ada

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

untuk ia yang aku kagumi dengan sangat..

untuk ia yang aku kagumi dengan sangat.. by Haniefah Noor Esa Untuk ia yang aku kagumi dengan sangat: Katamu aku adalah permata, Yang harganya mahal tak terhingga. Katamu aku adalah berlian, Yang langka dan tak terbilang. Katamu aku adalah emas, Yang murni bahkan lebih dari 24 karat. Dan katamu aku adalah mawar berduri d tepi jurang. Ia indah namun tak bisa menyentuhnya dengan sembarang. Kau tanya padaku mengapa aku harus tangguh? Karena memang tak perlu mengeluh. Meski fitrahku adalah lemah, Aku harus tetap miliki arah. Kau tanya padaku mengapa aku harus tegar? Karena memang tak perlu menjadi gundah. Meski fitrahku adalah indah, aku harus tetap bertahan. Malam ini aku kembali tak mampu memejamkan mata.. Menyadari begitu banyak yang terjadi sepanjang hari.. Ingin rasanya aku menghubungimu lagi.. Tapi kembali kuingat pesanmu: bagaimanapun hidup akan kau jalani sendiri, maka berjuanglah dengan segala kekuatan yang kau miliki! Untuk ia yang aku kagumi dengan sangat. Terimak...

Senangnya Berbagi Bersamamu

Pasto-Sahabat Hidup ini tak sempurna Khayalan tak selalu nyata Sahabat jangan pernah menyerah *) Jangan berhenti berharap Kita ini yang terkuat Saatnya jadi peran utama Aku bisa kaupun bisa Meraih mimpi setinggi bintang berkilau Bersamamu ku percaya Kita ditakdirkan jadi yang terhebat

Break De Limit

Setelah sekian lama tidak menulis. Beberapa waktu lalu sebuah ide masuk ke kepalaku, lalu berteriak2 ingin dituliskan, dan hasilnya.. ini dia: Pintu Mr. Brain diketuk, Ms. Soul menyapa: Mr. Brain bolehkah saya bertemu De Limit. Kening Mr Brain mengerut, lalu berkata: “Ada apa Ms. Soul? Apakah De Limit membuat masalah?” Ms. Soul hanya tersenyum, lalu berkata: “Tidak, saya hanya ingin memastikan beberapa hal” Mr. Brain berubah sumringah, lalu menjawab: “Oh, baiklah, saya akan memanggilkannya untuk Anda, silakan masuk dan duduk”

Ramadhan dan Nurani

Malam itu 30 Ramadhan Rumah bulan masih bernyala Ramadhan tengah berkemas Syawal telah datang Tugasnya selesai sudah Malam itu Suka tak suka siap tak siap Nurani menjerit dalam bisu Menangis tersedu Ditinggal yang dirindu Malam itu Nurani ditemani pedang Pedang tajam terasah Menantang 11 bulan yang datang Tuk bertemu Ramadhan

SeMaNGGGaaTT

Suatu siang di ruang HSE&S, aku terdiam, lintasan2 mimpi melewati kepalakku. Aku mulai ragu dengan itu, tapi entah mengapa tiba-tiba puluhan kata meloncat2 di kepalaku, mereka membawa TOA besar, lalu masuk kedalamnya dan terdengarlah suara menyiratkan makna mendalam untukku. Kurang lebih kata-katanya seperti ini: Taklukkan dunia hingga Allah SWT yakin memasukkanmu dalam golongan orang-orang shaleh, beruntung dan mendapatkan rahmatNya.... Hmm, baiklah.., tampaknya tak ada sesuatu yang lebih membahagiakan selain mendapatkan RahmatNya, denganNya semua menjadi mungkin. Tak boleh ada kata menyerah... Aku ingin mendapatkan pengakuanNya. Semaaangggaat

Andaikan Aku Punya Sayap

Hari sudah siang, namun matahari mulai meredup, sang awan gelap mengintainya siang ini. Dengan seringainya,, ia bersiap untuk memuntahkan semua air yang berhasil diserapnya beberapa waktu sebelumnya. Si merah yang lama bertengger di depan rumah pun telah berpindah posisi, ia menegakkan diri untuk dinaiki pemiliknya, adikku yang pertama. Aku mengikutinya dari belakang seraya menutup pagar dan memasangkan helm biru yang baru saja dibelinya beberapa hari lalu. Helm lamanya, yang telah berganti dengan helm lain, hilang saat ia ‘ngampus’. Si merah sudah berdehem ketika aku menutup pintu. Ia dikomando untuk memanaskan badannya untuk beberapa saat. Tak lama aku telah menaikinya diiringi deruman mesin yang bersemangat. Si merah pun melaju menuju salah satu masjid di Bandung, tempatku akan menemui patnerku dan mengikuti kajian islam rutin alias halaqah. Setengah perjalanan belum genap dilalui, namun,

Palestinaku Tercinta....

Palestina, jika mendengar kata-kata ini aku seolah terbawa melintasi waktu…, bercampur dalam kesedihan Rasulullah SAW yang kehilangan kedua orang terkasihnya, lalu mengalir dalam perjalanan istimewa pelipur lara -hadiah Sang pemilik cinta- ke Masjidil Aqso lalu berwisata hingga langit ketujuh. Perjalanan yang tertulis abadi dalam suratAl-Isra. Aku pun kembali terbuai dalam simfoni-simfoni muslim ketika menjadikan Masjid Al Aqso -yang notabene berada diYerusalem- sebagai kiblat pertamanya. Simfoni itu tak berlangsung lama karena ingatanku berjalan ke masa-masa ketika aku mulai mengetahui Zionis Yahudi merebut paksa daerah-daerah Palestina setelah memulai ‘pengembaraannya’ di Palestina dengan ‘rasa iba’ Inggris atas holocaust (yang kebenarannya pun belum bisa dipastikan). Jantungku berdebar kencang…, semua rasa bercampur aduk ketika aku mulai tahu pembantaian atas warga Palestina demi ambisi orang-orang Yahudi.., yang menurut sejarah telah berani ‘membunuh’ para nabi yang dikirim pada ...
Izinkan aku menangis sekali ini saja. Menangis sejadi jadinya Lupakan kebodohan yang lalu Menjadi salju putih memukau Izinkan aku menangis sekali ini saja Bukan hanya tersedu Berkata tanpa makna Tapi berteriak menggelegar mengguncang dunia Izinkan aku menangis sekali ini saja Luruhkan segala alpa Bersiap menjadi pelangi Bersiap menjadi bunga mewangi Izinkan aku menangis sekali ini saja Bukan tuk hilangkan rasa Namun tuk kembali mengenalMu Tanpa titik Selepas itu aku berjanji Tak akan ada lagi bulir air di sudut hati Hanya senyum tulus ikhlas karenaMu

Ini tentang aku dan orang-orang di sekitarku

26 Maret jam 15.00 tepat 22 tahun yang lalu nyanyian mengalun dari bibirku, nyanyian kebangsaan para bayi di dunia. Nyanyianku mungkin tak semerdu suara adzan sang muadzin sepanjang masa, namun nyanyian itu berhasil merekahkan senyum kedua orangtuaku serta saudara-saudaraku, ya… atas izinnya aku memulai perjalananku di dunia bersama orangtuaku dan dua kakak yang telah lebih dulu menatap dunia. Beriringan dengan sang waktu aku bertumbuh. Dipandu ibuku, aku mulai mengenal Allah SWT dan agamaku, aku bahkan mengenal lebih banyak hal lagi dari sosok ibuku. Waktu terus berlalu, kenakalanku dan kejailanku mulai muncul ke permukaan. Dikala kejailaku memuncak ibuku seringkali malah menceritakan kepadaku banyak hal termasuk cerita ketika aku dilahirkan. Saat itu aku belum paham benar apa yang dirasakan ibu tercintaku ini, hingga akirnya sang waktu mempertemukanku dengan keponakanku, anak dari kakak perempuanku, dari kakakku inilah aku mulai paham perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya La...