Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Imajinasi dan Moral Cerita

Dalam bercerita tentu imajinasi menjadi bumbu yang menjadikan cerita menjadi menarik. Moral cerita menjadikannya tak hanya menarik namun bermakna. Namun bagi seorang anak, sisipan moral cerita tentu harus tersurat bukan tersirat. Agar mereka pangaung dapat menangkap maksudnya. Tantangan level 10 di kelas bunda sayang kali ini adalah tentang mendongeng dengan cerita hasil improvisasi sendiri. Menyesuaikannya dengan keadaan anak. Tantangan yang sangat menantang. Beberapa waktu terakhir Si Sulung membecandai adiknya hingga menangis. Membuat bundanya yang sedang memegang adik kecil cukup bingung. Membuat cerita mengenai hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Beberapa hari berpikir tentang ide cerita menemui kebuntuan. Imajinasi bundanya rupanya sedang tak baik. Alhasil setelah memutar otak hanya bisa mengingatkannya dengan cerita serial tv yang sering Si Sulung putar ulang via youtube bersama adiknya. Kegagalan membuat cerita hari ini membuat Saya bertekad untuk membuat cerita untu

Boneka Pun Menjadi Bayi

Perasaan excited akan adanya adik baru diantara kedua Teteh, menjadikan mereka sering sekali bermain peran. Dalam perannya Teteh seringkali menjadi ibu. Membopong boneka dalam pangkuannya. Gendongan adiknya Ia gunakan sebagai gendongan boneka. Boneka pun seringkali di bedongnya. Jika gendongan yang biasa digunakan tak ada maka bedong pun dia sodorkan pada bundanya. Meminta untuk disulap menjadi gendongan. Pikirnya tak berhenti untuk mencoba. Semoga Ia pun tak lelah dan tak bosan untuk mencoba.

Coret Coret Teteh Kedua

Melihat pensil atau pulpen yang tergeletak di sekitarnya menjadi sinyal untuknya untuk bermain main dengannya. Melihat alat tulis tsb serta merta membuatnya menanyakan kertas. Saat kertas sudah ada di depannya Ia pun mulai menggoreskan tinta ke atasnya. Sambil mengoceh Ia terus membuat benang kusut sesuai dengan imajinasinya. Jika Ia ditanyakan tentang apa yang digambarkan olehnya, seringkali Ia menjawab, 'pesawat'. Meski belum tampak dari gambar itu sebuah pesawat. Membiarkannya mengeksplorasi garis dengan pulpen atau pensil membuat imajinasinya berkelana sejauh mungkin. Mengajaknya berkomunikasi membuat kosakatanya bertambah. Entah dari kegiatan yang mana yang pada akhirnya akan melejitkan kreativitasnya dalam menjalani fitrahnya. Hanya bisa mencoba memfasilitasi dan mengawasi perkembangannya.

Bertenda dalam Rumah

Sebuah kelambu telah 'berdiri' di depan kamar. Serta merta kedua anakku masuk kedalamnya. 'Ayo de masuk ke tenda' ujar Teteh. Mereka pun asik bermain di dalamnya. Bergantian mereka masuk dan keluar tenda sembari dengan semangat memanggil bundanya. Memberitahu bahwa mereka berada di dalamnya. Seolah-olah kelambu itu menjadi penghalang pandangan bundanya untuk melihat mereka. Sesekali mereka bermain cilukba. Dengan keterbatasan bahan untuk bermain ternyata memacu mereka menemukan kegiatan yg asyik. Entah keranjang menjadi mobil, atau kursi yg berjejer menjadi kereta. Keasyikan mereka dalam mengeksplor benda di sekitarnya.

Mari Mewarna

Mewarna adalah kegiatan yang nampaknya anak-anak paling tunggu.. Awal Agustus kemarin, mereka yang saat itu sedang kebosanan nampak mencari aktivitas. Anak kedua kami yang lincah tetiba menunjuk ke sudut lemari. Disana teronggok peralatan mewarna. Dengan bersemangat Ia meminta saya mengambilkannya. Biasanya ketika aktivitas mewarna dimulai kertas koran sengaja saya bentangkan untuk mereka. Agar lantai tak menjadi korban kreativitas mereka. Namun saat itu berbeda. Karena tak sabar bermain warna koran tak sempat dibentangkan. Ini bukan kali pertama mereka mewarna. Maka saya pun berasumsi mereka akan mewarna pada kertas yang sudah saya berikan. Namun faktanya tidak demikian. Setelah beberapa waktu saya tinggalkan mereka berkreasi, tampak Teteh mulai mewarna tangannya. Adiknya mewarna pula dengan tangannya. Ditempelkan tangannya pada apa saja yang dia lihat, kertas dan lantai. Tampak pula warna tercampur di wadah cat air. Mereka bahagia berkreasi. Ternyata membiarkan mereka berkreasi tan

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.

Keran yang Patah

Rasa ingin tahu dan pikirannya yang imajinati sedang melanda teteh. Melihat double tip yang menganggur membuatnya berpikir untuk menempelnya dan membuat sebuah karya. Lupa apa tepatnya apa yang Ia buat, namun pintu dan dinding dekat mesin penjernih air sudah ia tempeli. Karena kekurang hati-hatiannya Ia tak sengaja menjatuhkan filter kecil yang disimpan tak jauh dari tempat Ia bermain. Alhasil Ia membuat ada kebocoran di ujung selangnya. Pada mulanya saya mengira aksinya hanya merobek bagian selang di ujung kerannya. Namun ternyata bagian kerannya pun ada yg patah. Segera ayahnya saya panggil. Meminta bantuan untuk memperbaiki. Ayahnya mengobservasi masalah untuk beberapa saat. Lalu mulai mengotak atiknya. Saya yang berada di sampingnya sudah tak terlalu banyak berharap. Karena patahannya tampak tak mungkin untuk disambung. Dalam benak saya hanya ada pikiran perlu mengganti keran. Berbeda dengan ayahnya yang masih mencoba mengotak atik. Setelah beberapa saat akhirnya Ia meminta karet.

Memfoto Objek

Salah satu kegemaran teteh adalah menggunakan kamera di hp ayah bundanya. Bukan untuk narsis atau foto selfie, namun memfoto objek yang ada di sekitarnya. Foto yang ada di bawah adalah salah satu hasil karyanya di pekan ini. Ia sengaja menyusun objeknya diantara bantal. Jika diperhatikan boneka ini memiliki warna yg tak sama antara bagian atas dan bawah. Rupanya Ia ingin mencoba mengkombinasikan warna. Oya, ada cerita unik tentang boneka ini. Ini boneka matroska, jadi ada boneka dengan ukuran lebih kecil lagi di dalamnya. Nah teteh, adiknya serta sepupunya menybut boneka yg kecil dengan sebutan bayi. Entah siapa yang memulai. Ternyata memang anak itu terlahir kreatif ya..

Mobil dari Keranjang Cucian

'Bundaaa, dede pipis' ujarnya hari itu. Saya yang sedang berada di kamar pun menghampirinya. Saya dapati Ia sedang memegang keranjang cucian dan adiknya berada di dalamnya. Rupanya mereka baru saja bermain mobil-mobilan. Ia menempatkan adiknya di keranjang cucian lalu mendorongnya. Tentu saja adiknya senang. Namun kegiatan itu terhenti setelah Ia tahu adiknya mengompol. Akhirnya setelah dibersihkan dari ompol, keranjang itu saya kembalikan ke tempatnya.

Kreasi Roti

Sore kemarin Ayah baru saja membeli roti tawar 2 bungkus. Persedian cemilan untuk beberapa hari ke depan. Selain roti Ayah pun membeli selai coklat untuk isian roti. Teteh yang sudah 4,5 tahun rupanya enggan untuk menunggu ayah bundanya mengoles selai ke roti. Ia dengan semangat mengoles selai ke roti. Karena tak merata bunda sengaja melipat dua rotinya lalu berujar, 'asyik kupu-kupu' sambil memperlihatkan kepada teteh bentuk olesan selai yang menyerupai kupu-kupu. Rupanya hal itu membuatnya semakin bersemangat untuk mengoles dan melipat rotinya. Ia pun mendapatkan banyak bentuk dari olesan selai. Di gambar ini menurutnya olesan selainya menyerupai orang. Ternyata kreatif itu tak perlu bahan yang mahal ya. Dari bahan sederhana pun dapat tercetus ide kreatif dan imajinatif

Bermain Bersama Adik

Mempunyai saudara berarti mendapatkan teman main sekaligus teman bersaing. Selain bercanda seringkali mereka berdebat. Membuat rumah kian berwarna. Terlebih ketika aksi kreativitasnya membuat mereka semakin dekat dan tertawa bersama. Pagi itu tetiba Teteh menghampiri sy, 'Bun, dede boleh ya naik kesana. Mau diperiksa.' Rupanya mereka sedang bermain dokter dokteran dengan ruang periksa di area lemari tv. Sy pun hanya pasrah sambil menitipkan pesan agar berhati-hati. Dalam hati sy terheran heran atas kreatifnya Teteh mencari ruang praktek. Membiarkan mereka bermain sesuai keinginannya memang tak selamanya mudah. Adakalanya main versi mereka mengundang detak jantung yang tak karuan. Alhasil pengawasan tak boleh lepas.