Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Permenku Ditambah Satu

Konsep tambah dalam matematika sangat mudah sekali ditemukan dalam dunia nyata. Contohnya ketika Teteh memakan coklat kesukaannya lalu bunda menyodorkannya lagi coklat sejenis dan memintanya untuk menghitung jumlahnya setelah ditambah. Meski tak lantas paham Ia akhirnya bisa mencernanya secara perlahan. #day10

Sisa Berapa?

Hari itu Teteh membeli jajan. Saat di warung Ia membeli bukan hanya untuk dirinya namun pula untuk adik, ayah dan bundanya. Ketika sampai di rumah Ia mulai membagikan jajanan itu. Pertama-tama Ia membagikan untuk adiknya. Lalu saya iseng bertanya, 'Sisa berapa lagi sekarang?' Setelah terdiam dan menghitung sebentar Ia pun berkata 'Tiga'. Lalu Ia melanjutkan berbagi lagi, dan saya kembali menanyakan sisanya sampai akhirnya semua jajanan terbagi. Matematika sebenarnya bisa dibuat menyenangkan ya. #day9

Bacakan Untukku

Belum bisa membaca tak membuatnya berhenti untuk terus membuka buku. Setiap hari, dengan semangat, ia menjinjing buku yang ingin dibacanya. Ia pun menyodorkannya padaku untuk dibacakan. Ketika bundanya sedang sibuk maka jurus negosiasi Ia keluarkan. Meminta dibacakan sejumlah judul /buku. Seringkali Ia sadar dengan hitungan jumlah buku yang sudah dibacakan namun tak jarang Ia pun tak menggubris kesepakatan itu. Nampaknya jika sudah demikian hanya tinggal pembiasaan untuk membuatnya paham. #day8

Bunda, Mau yang Satunya

Berbagi menjadi hal yanh terus menerus dibiasakan. Meski sesekali penuh tantangan. Entah kakaknya entah adiknya. Berbagi erat kaitannya dengan konsep adil. Entah sejak kapan pemahaman tentang adil pada akhirnya adalah tak selalu sama. Porsi kakak tak selalu sama dengan adik. Porsi ayah tak selalu sama dengan bunda. Karena kebutuhan tiap individu berbeda. Dan adil adalah menempatkan kebutuhan dan ketersediaan secara proporsional. Akhirnya, ketika Teteh bersikukuh dengan memilih jumlah yang banyak ketika berbagi makanan tak lantas ditolak. Karena kebutuhan akan energinya mungkin lebih banyak dari adiknya. Seperti ketika saya membagi makanan kesukaannya. Atau ketika saya meminta Ia berbagi dengan adiknya. Ia dengan mantap akan berkata 'Bunda, mau yang banyak.' Ketika Ia menyangka jumlah yang berada di adiknya lebih banyak maka Ia akan meminta bagian yang lebih banyak. Seringkali akhirnya saya memintanya untuk membandingkan langsung mana yang lebih banyak miliknya atau milik adik

Balon Udara

Siapa yang tak suka melihat balon besar warna warni melayang di angkasa? Sepertinya tak ada seorang anak pun yang tak suka melihatnya. Begitupun Teteh. Ia begitu sumringah ketika kami melalui suatu kawasan penuh balon udara. Bahkan Ia bersikukuh ingin memilikinya. Ketertarikannya pada balon menjadi kesempatan bagi saya menyisipkan lagi pengenalan angka. 'Teh, coba hitung berapa balon udaranya?' Mendengar instruksi tersebut membuatnya lalu menunjuk-nunjuk balon udara sambil komat kamit menghitung. 'Ada 5 bunda,' jawabnya masih dengan wajah sumringah. Semoga dengan ala ini Ia jadi senang bermatematika. Karena matematika itu sebenarnya menyenangkan. :p #day6

Belanja Cemilan

'Bunda, dede mau macaroni seperti yang teteh beli,' kata Teteh ketika sadar adiknya masih meminta cemilan itu. Padahal cemilan itu telah habis dikonsumsi. 'Yaudah beli lagi 2 ya? Bunda juga mau :p.' Ia pun beranjak dari tempatnya tak lupa ia meminta uang untuk membelinya. 'Bunda, mana uangnya. Kalau beli dua berarti uangnya harus 2,' ujarnya. Saya hanya tersenyum, 'memang berapa harganya?' '2 ribu bunda.' Saya pun memintanya mengambil uang 5 ribuan di tasnya. 'Ambil yang 5 ribu aja ya. Uang 5 ribu lebih besar dari uang 2 ribu jadi bisa beli lebih banyak.' Ia menurut lalu berbelanja dan kembali dengan membawa kembalian 3 ribu. 'Bunda ini ada kembaliannya.' Saya pun tersenyum. Ia belum paham harga namun sudah paham konsep jumlah, untuk mendapatkan dua barang seharga sama ia harus membawa dua uang ukuran yang sama. Anakku sudah besar ternyata. #day5

Rintik Hujan

Hari ini Teteh menginap di rumah Nenek. Biasanya aktivitas di rumah Nenek lebih beragam. Bermain di mobil Kakek, senam, bersepeda, menggambar atau yang lainnya. Namun hari itu Bunda iseng mencari kegiatan untuk Teteh. Melihat kertas dan pensil bunda punlalu menggambar awan dan rintik rintik hujan dengan jumlah yang berbeda. Tak lupa menuliskan angka-angka di atas kertas. Setelah beres Bunda pun memanggil Teteh, 'Teh, sini lihat.' Teteh menoleh ke Bundanya sambil melihat kertas yang Bunda pegang. 'Coba ini berapa hujannya?' Ia sumringah lalu menghitung jumlah titik hujannya, 'Tiga Bunda,' ucapnya. Bunda pun lanjut bertanya, 'yang mana angkanya?' Dengan bersemangat Ia menunjukkan angka 3 dengan tepat. 'Wah pintar anak Bunda.' Ternyata Teteh sudah Bisa mencocokkan jumlah dan angkanya. #day4

Ketika Teteh Meminta Gadget

'Bunda, mau nonton kelinci,' katanya hari itu. Bundanya tertegun sejenak, mencerna maksud perkataannya. O, maksudnya dokumentasi aktivitas Ia memberi makan kelinci tempo hari. Bunda tak langsung mengangguk hingga Ia mengulang pertanyaannya lagi. Ketika masih terdiam tanda belum sepakat, Ia pun kembali menego, 'nonton 1 aja bunda. Janji deh,' katanya dengan senyumnya yang lebar. Bunda pun akhirnya pasrah mengizinkan lalu memastikannya. Tepat setelah video itu selesai aplikasi pun ditutup dan gadget dikembalikan pada bundanya. Good Job, She knows the number. #day3

De, Mau Susu?

Aktivitas pagi hari yang hampir tak terlewat akhir-akhir ini adalah membuatkan Teteh dan Adik susu kesukaannya. Membuat susu nampaknya menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk teteh. Ketika kotak dan kaleng susus diturunkan Teteh langsung bersorak 'Bunda, biar Teteh yang buat susu untuk Adik. Bunda boleh buat susu untuk Teteh.' Entah apa yang membuatnya berpikir membuat susu untuk adiknya lebih menyenangkan dibandingkan membuat susu untuk dirinya sendiri. Padahal biasanya Ia membuat sendiri susunya. Meski sudah terbiasa membuat susu, Teteh tak pernah absen menanyakan takaran air dan susunya. Memastikan semua sesuai dengan seharusnya. Sambil menakar susu tak lupa Ia lafalkan jumlah takar yang Ia masukkan. Lalu mengaduknya dan memberikan susu tersebut pada Adiknya. Adiknya sumringah. Ia pun senang. Mungkin inilah yang Ia cari ketika Ia membuatkan susu untuk adiknya. Senyum sang adik. #day2

Membantu Bunda Mencuci Baju

Teteh sangat aktif sekali kesehariannya. Berlari kesana kemari tanpa lelah. Jika selesai satu aktivitas Ia bisa lanjut ke aktivitas lainnya tanpa jeda. Khas anak-anak yang berenergi. Pagi itu cucian baju bunda sudah penuh yang artinya waktunya mencuci. Berhubung instalasi perpipaan yang masih temporer akhirnya mencuci berarti bolak-balik ke luar rumah untuk membuka tutup keran. Kenapa tak membiarkan keran ke mesin cuci selalu terbuka? Karena selain mengikuti petunjuk di buku manual (seingat sy) juga karena ada bocor di pipa sambungan. Kan sayang tuh airnya kalau dibiarkan nyala terus. Jadi untuk menghemat air yang menetes seringkali saya mematikan keran tepat ketika mesin cuci sudah di mode mengeringkan. Hari itu kebetulan bunda sedang di luar membersihkan sampah dapur untuk dimasukkan ke biopori yang sudah dibuat ayahnya anak-anak. Ingat bahwa mesin cuci sudah dijalankan hampir 1 jam saya memanggil teteh. Meminta bantuannya untuk melihat angka yang muncul di mesin cuci agar bisa mem