Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2018

Menabung yuk

Beberapa hari terakhir Ia meminta izin untuk membeli mainan. Entah apa penyebabnya. Menolaknya tentu menjadi jawaban atas permintaannya. Selama kami di rumah neneknya, Ia sudah beberapa kali membeli mainan. 1 mainan atas izin bundanya sisanya saat bundanya tidak sedang di sekitarnya. Respon atas penolakan ini tentu saja rengekan beberapa saat. Namun kemudian saya ingatkan bahwa Ia sedang menabung untuk membeli mainan lain yang Ia impikan. Setelah beberapa saat menolak akhirnya Ia menyerah. Lalu kembali bermain bersama adiknya. Menabung memang telah lama dikenalkan padanya. Ayahnya sengaja membelikan Ia celengannya sendiri untuk memudahkan Ia menabung uang jajan yang diberikan untuknya. Beberapa kali kami tekankan bahwa untuk membeli mainan atau jajanan yang harganya melebihi uang jajannya perlu Ia beli dari tabungannya. Cara ini cukup efektif untuk mengerem keinginannya dan membuat Ia rajin menabung. #day4

Hari yang Sibuk

Merencanakan kegiatan untuk mengenalkan kembali konsep rezeki pada Si Sulung sudah beres. Malam kemarin sudah ada beberapa rencana di benak. Namun kegiatan di hari ini yang ternyata cukup padat membuat rencana ini buyar. Membeli bahan material untuk renovasi beberapa bagian rumah ibu rupanya menguras banyak waktu. Bagaimana tidak? Ada item yang langka di toko bangunan. Pulang dari belanja bahan material sy malah dikejutkan oleh suara Si Sulung yang sumringah membawa celengan dan bola yang dibelikan neneknya saat saya pergi. Saya agak tercenung. Lah kok jajan? Saat itu saya malah lupa bahwa kejadian Ia dibelikan celengan dan bola adalah salahsatu bagian dari cerita rezeki. Ya sudahlah. Mungkin efek dari kelelahan karena mencari material. Rencana yang buyar di hari ini nampaknya harus ditebus dengan kegiatan yang berkualitas esok. Mengingat esok sudah tak ada lagi kewajiban berkeliling mencari material. #Day3

Ketika Ia Meminta Mainan

'Bunda mau beli mainan di toko x' katanya. Mengingat Ia yang baru saja belanja mainan bersama neneknya (meski tak seberapa), saya pun tak mengizinkannya. 'Teteh kan mainannya masih banyak', ujar saya. Ia merengek sekejap. Saya mengingatkannya akan mainan di rumah yang masih banyak. Lalu nego. Saya akan mengizinkannya membeli mainan tapi mainan di rumah perlu diberikan pada yang membutuhkan agar tak menumpuk. Mendengar itu Ia akhirnya terdiam lalu kembali bermain. Alhamdulillah di usianya yang semakin besar (4th), Ia semakin bisa diajak nego tanpa rengekan berlebihan. Sebelumnya Ia akan merengek dan menangis ketika keinginannya tak terpenuhi. Biasanya saya akan membiarkannya menangis tanpa memenuhi keinginannya. Sambil mengingatkan bahwa dengan menangis Ia tak akan mendapatkan apa-apa. Ia kemudian bisa sangat marah dan lalu mencari ayahnya untuk mengadu. Nah disini tugas ayahnya yang kembali memahamkan tentang adab meminta. Dan alhamdulillah itu ampuh. Memang kerjasama