Skip to main content

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi.

Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Oke sekarang kita masuk ke bahasannya ya. Kita analogikan kekecewaan manusia adalah hang atau error pada komputer. Sekarang jika kita menemukan error pada komputer, apa yang akan dilakukan? Memperbaikinya kan? Lalu jika hasil reparasinya masih belum sesuai kita pun berpindah ke tempat reparasi yang lain bukan? Apalagi jika komputer ini barang kesayangan, pasti akan melakukan apapun untuk memperbaikinya, biarpun itu artinya berpindah-pindah tempat reparasi. Nah, hal ini pun berlaku pada manusia. Ketika Allah SWT 'melihat' ada yang salah dari kita maka Allah SWT akan 'memperbaikinya' tapi caranya dengan memberikan masalah, jika masalah yang satu tidak memperbaiki kesalahan kita maka kemudian Allah SWT memberikan masalah lain untuk kita selesaikan begitu seterusnya hingga Allah SWT mencatat kita sebagai manusia yang bertakwa. Kenapa harus masalah? Karena saat masalah hadir, otak kita, hati kita maupun tubuh kita ikut bekerja memproses masalah tersebut untuk menemukan solusi, saat inilah kedewasaan kita diuji, kedewasaan dalam memproses semua situasi yang terjadi menjadi solusi. Kadang solusi ini pun muncul ketika kesemua unsur2 tersebut berinteraksi dengan orang lain.

Jadi kesimpulannya masalah adalah ajang untuk mengingatkan kita akan tingkah laku kita yang belum baik.

Comments

  1. =D
    setuju..
    jadi hrs bersyukur dpt masalah ya may? supaya tambah dewasa ..^^d

    ReplyDelete
  2. yups... tambah dewasa dan tambah disayang Allah SWT

    ReplyDelete
  3. Aamiin,.. nasehatin aku terus ya may kalo melenceng, akhir2 ini lagi labil.. tampar aja, atau pukul aja gpp, kalo gw marah, siram aja pake air.. hehehe =D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hari yang Sibuk

Merencanakan kegiatan untuk mengenalkan kembali konsep rezeki pada Si Sulung sudah beres. Malam kemarin sudah ada beberapa rencana di benak. Namun kegiatan di hari ini yang ternyata cukup padat membuat rencana ini buyar. Membeli bahan material untuk renovasi beberapa bagian rumah ibu rupanya menguras banyak waktu. Bagaimana tidak? Ada item yang langka di toko bangunan. Pulang dari belanja bahan material sy malah dikejutkan oleh suara Si Sulung yang sumringah membawa celengan dan bola yang dibelikan neneknya saat saya pergi. Saya agak tercenung. Lah kok jajan? Saat itu saya malah lupa bahwa kejadian Ia dibelikan celengan dan bola adalah salahsatu bagian dari cerita rezeki. Ya sudahlah. Mungkin efek dari kelelahan karena mencari material. Rencana yang buyar di hari ini nampaknya harus ditebus dengan kegiatan yang berkualitas esok. Mengingat esok sudah tak ada lagi kewajiban berkeliling mencari material. #Day3