Skip to main content

Kampus (Perguruan Tinggi) vs Kampus Kehidupan

Semua mahasiswa perguruan tinggi tentu saja akan mengalami fase TA atau apapun namanya. Itu pula yang sedang aku dan kalian alami. Fase inilah fase akhir sebelum kita terjun dalam dunia kerja atau bermasyarakat. Kampus kehidupan, itulah kira-kira sebutan yang sering diberikan untuk fase setelah berkuliah ini. Padahal kampus kehidupan telah berlangsung semenjak kita hadir ke dunia. Ya.., manusia belajar dari kearifan lingkungan sekitarnya. Kampus PT adalah bagian dari kampus kehidupan.  

Layaknya sebuah tempat menempa diri, kampus kehidupan pun memberi tes pemahaman. Orang bilang di kampus kehidupan kita diberi ujian dengan materi yang belum kita ketahui sama sekali. Mungkin benar tapi seringkali kita lupa, bahwa materi itu pernah melintasi hidup kita, walau dalam bentuk yang abstrak. Pembelajaran di kampus kehidupan tidak terstruktur, materi-materinya sangat bergantung pada kebutuhan tiap individu, sehingga kampus ini pun tak memiliki pengajar tetap. Kadang kita hanya belajar dari seorang anak kecil atau kadang kita belajar dari alam.


Kampus PT sebagai bagian dari kampus kehidupan semakin mendominasi kita akhir-akhir ini. Segala daya upaya diberikan untuk memberikan kesan tersendiri bagi kampus ini. Bukan hanya itu, fase akhir di kampus memberikan secercah asa di masyarakat bahwa alumni-alumni perguruan tinggi akan membangun peradaban di masyarakat. Itulah hidup, bukan hanya berpikir pada diri namun juga berdaya untuk membuat senyum merekah di seantero negeri.

Lantas apa yang akan kita lakukan sekarang? Sebagai mahasiswa di fase akhir, tentu saja kita harus memberikan upaya terbaik untuk memberikan analisis-analisis terbaik dalam penyusunan Tugas Akhir kita. Semoga analisis-analisis terbaik inilah yang akan memuluskan kita untuk lulus dan maju ke tingkatan yang lebih tinggi pada kampus kehidupan. Aku yakin potensi kita lebih hebat dari kemampuan kita yang ada saat ini.

Ingatlah untuk tetap optimis hingga dentang waktu berbunyi. Tapi ingatlah pula optimisme seorang individu tak kan berarti banyak bagi individu itu, jika lingkungan di sekitarnya telah memutus optimisme itu. Olehkarenanya, kita sebagai seorang teman, sahabat, saudara, adik atau kakak harus terus memupuk optimisme itu. Optimisme itu bukan hanya terbangun dari kata penyemangat, tapi reminder pengerjaan, atau sekedar teman berdiskusi. Teruslah berdaya, tapi jangan lupakan hak tubuh kita. Tak apalah bermain-main ke alam, tapi jangan lupakan ada daya yang harus kita lakukan. Daya untuk mencapai fase selanjutnya, dan ingatlah hasil daya kita bukan hanya berefek pada diri kita, tapi pada banyak senyum yang harus kita bangun dan jaga.

Maka jangan pernah bosan ingatkan aku untuk terus memberikan upaya terbaikku di fase akhir ini. Aku ingin kita lulus di periode yang bersamaan, Maret/April 2011 karena kita pun masuk di periode yang sama (2006-2007). Kita telah melalui banyak tawa, canda, ceria, maupun tangis bersama. Kita pun telah menjelajahi perkuliahan bersama-sama, walau mungkin kita tidak di gedung yang sama, tapi aku yakin saat aku berkuliah, kalian pun berkuliah. Semangat mengejar cita..


-harap maklum atas ketidakjelasan kata, ada pembagian peran di otak rupanya (Pengerjaan TA tapi pengen nulis notes2 juga) ;p -

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Biarkan Pendidikan Memilih

Dewasa ini permasalahan SDM lebih dominan terlihat di negeri ini. Tentu saja ini berkaitan dengan SDM negeri ini yang luar biasa besar. Meski kuantitasnya luar biasa besar, sampai saat ini belum ada kesamarataan kualitas SDMnya. Masih ada ketimpangan antara orang-orang yang berilmu (paham) serta yang tidak. Sangat timpang bahkan. Lihat saja… di negeri ini pelajar yang tawuran dan pelajar yang mencetak tinta emas pada kejuaraan internasional ‘berebutan tempat’ di ruang berita. Orang yang taat peraturan dan yang tak peduli pun mudah terlihat di jalanan. Miris… hanya itu yang dapat menggambarkannya. Apa yang salah? Menelusuri pendidikan tampaknya menjadi gerbang utama pembuka tabir ini. Membahas pendidikan memunculkan bayangan akan tiap tetes peluh para ‘tumpuan pendidikan’. Terbayang pula kerasnya mereka ‘memutar otak’ untuk menyuapi otak-otak cemerlang anak didiknya. Menjadi ketegaan yang amat buruk jika mempersalahkannya. Namun fakta tak selalu seindah bayangan. Saat ini tak lagi ...