by: Mahya R A
Tentang apa yang kupunya
Tentang semua masa
Antar aku dan mereka
Merekalah sang penjaga makna
Meluruh demi makna
Mewarnai berjuta asa
Menjadi rasa
Mereka tak lelah
Walau hanya senyum yang merekah
Tanpa pernah resah
Mendampingi sang arah
Tak pernah pula mereka mengeluh
Meski lelah temani sang girang
Dalam loncatan loncatan makna
Dalam kehausan jiwa dan fikir
Terjagalah makna
Atas nama pengabdian
Meluruh dalam simfoni
Menuju harmoni
Lalu apalah makna terisi
Dalam loncatan loncatan makna
Jikalau dunia mengekang
Mengunci kamar kamar kepahaman
Apalah makna terdidik
Jika hanya ego yang terbawa
Jika hanya aku, aku, dan aku
Tanpa karya
Apalah arti berpikir
Jika ia atau mereka tak pernah singgah
Sedikit saja dalam alam makna
Lalu berempati
Tak terlihatkah?
Sinar mata itu
Haus akan ilmu dari yang tau
Tentang Ia dan Dunia
Tak terdengarkah?
Teriakan riang sang harapan
Berlomba tuk tau
Karena mimpi mereka ada
Tak terasakah?
Mereka menangis
Mimpi mereka membeku
Terkunci dalam peti emas
Tak tahukah?
Merekalah sang asa negeri
Dari timbunan kepongahan diri
Merekalah kanak-kanak
Dan tahukah?
Kanak-kanak tak pernahlah kelabu
Tak boleh..
Ia harus mencerah
Dalam ceria pencarian makna
Kanak-kanak tak bolehlah lekas dewasa
Biarkan alamnya melanglangbuana
Melintasi batas biasa
Mendekati sempurna
Kanak-kanak haruslah tersipu
Tersipu jika hanya ia yang tak mampu
Lalu berteriak minta dibantu
‘aku ingin mampu’
Kanak kanak haruslah jadi mentari
Mentari di semua langit hati
Menjadi kepungan energi
Untuk kita yang kian memutih
Kanak-kanak adalah kumpulan simfoni
Bernada ceria, tekad dan mimpi
Yang harus dimainkan
Untuk harmoni kebangkitan
Dan apa yang diminta dunia?
Kanak-kanak yang terkulai lesu?
Tak lagi ber-asa?
Atau sinar yang padam?
Tanya pada jeritan dunia
Yang kian lama kian nyata
Butuhlah sang pembaharu
Dimulai dari kanak kanak
Lalu apalah yang harus dikecap sang tumpu?
Tontonan tak bermutu?
Bacaan tak menentu?
Tindakan tak layak ditiru?
Mau jadi apa mereka?
Mau jadi apa kita?
Sinar mereka yang tumbuhkan negeri
Menyelusup sanubari para pembesar negeri
-mulai dibuat tanggal 10 November 2010 dan diselesaikan (finishing) pada 12 November 2010-
Perbaikilah karakter kanak-kanak, niscaya semua elemen kan memiliki energy tuk membangun negeri
sungguh may, buat aku puisi ini lebih hebat dari buatan Rendra sekalipun! sangat menyentuh..
ReplyDelete:D alhamdulillah... Dialah yang memiliki semua bahasa yang dititipkan pada setiap manusia. (kenapa komennya jadi ikut puitis gini ;p)
ReplyDeleteSungguh, bukan maksud tak ingin membantu, ros, tapi puisi ini dibuat dalam masa yang terpisah-pisah (10-12 Nov), dan ini membuatnya kurang padu.., dan menurutku pilihan mereka pada puisi Lisong karya W. S. Rendra, tepat, temanya sesuai, energi tuk bergeraknya juga dapet. hehe. peace ros.. (jgn sandingkan aku dgn sastrawan ulung seperti beliau, aku masih amatir bu,,,)
Maybe another time when i can harmonized all words well. :)