Skip to main content

Posts

Berebut Buku

Ketertarikan anak-anak pada buku kadang menjadi tantangan tersendiri bagi Bunda. Ketika Teteh sedang minta dibacakan satu buku, ternyata Adik juga tertarik pada buku yang sama. Secara reflek ketika Adik tertarik Ia akan mengambil bukunya. Hal ini tentu tak disukai Teteh yang kemudian merebut kembali buku yang diambil Adiknya. Hal ini berlaku sebaliknya. Jika sudah demikian biasanya ada drama dulu sebelum akhirnya bisa bersamaan tenang mendengarkan. Tantangan harian yang perlu selalu dilalui. Hehe #day10

Ketika Bunda Mengantuk

Aktivitas membaca sebelum tidur memang menjadi salah satu transfer ilmu sebelum tidur. Namun seringkali rasa kantuk yang menjadi membuat bunda hanya bisa membacakan 1 buku tipis atau bahkan hanya beberapa halaman saja. Kadang Teteh menjadi kesal, namun seringkali Ia memaklumi dan kemudian tidur. #day9

Mengalahkan Kekuatan Gadget

Gadget tetap menjadi godaan terberat baik bagi orangtua maupun anak-anaknya. Bunda sering sekali tergiur untuk melepas penat dengan membuka sosmed. Sedangkan anak-anak tergiur dengan menonton video atau bermain game. Alhamdulillah Teteh termasuk yang bisa diajak kompromi tentang gadget time. PRnya hanya tidak bermain gadget dekat adiknya yang belum genap 18 bulan. Mengalihkan anak-anak dari gadget adalah hal yang susah-susah gampang. Adiknya yang terlihat senang dengan buku alhamdulillah bisa teralihkan dengan buku. Jika sudah demikian dan Teteh mendengar buku sudah dibacakan, Ia biasanya ikut tertarik dan nimbrung. Hari ini kami membaca buku Peter Rabbit yang aktif dan mengabaikan perintah ibunya. Di akhir cerita peter malah sakit. #day8

Aku Anak Cerdas

Bekal adab tentu paling efektif dari contoh. Namun ilmu tentang adab ini dapat terangkum di sebuah buku. Buku tentang adab keseharian menjadi bekal anak-anak dalam beraktivitas. Doa-doa harian yang tercakup dalam buku adab harian ini menjadi bekal Teteh untuk beraktivitas standar. Membacanya membuat Teteh mengulang-ngulang bacaan doa ketika Ia senggang. #day7

Menebak Suara

Membaca buku tak sekedar memanjakan mata dengan visualisasinya, namun pula dapat mengolah indera pendengaran. Menebak suara dari cerita untuk dicek kemudian visualisasinya di halaman selanjutnya. Buku menebak suara tak hanya menyenangkan untuk Adik yang masih berusia 17 bulan tapi juga untuk Teteh yang tentu sudah lebih banyak mendengar suara di sekitarnya. #day6

Mengenal Kembali Rasa

Meski Teteh sudah makin pandai mengekspresikan rasa Ia tetap excited membaca buku tentang rasa. Terlebih di buku itu banyak visualisasi yang menarik. Tentu menjadi pengalaman yang menyenangkan untuknya. Ia kembali menerka-nerka dan melatih ekspresi yang ada. Berbeda dengan sang kakak, Adik masih perlu pengenalan tentang rasa. Membaca bersama kakaknya tentang tema ini tentu menjadi hal yang menarik buatnya. Ia tampak bahagia pula dengan ilustrasi di bukunya. Mudah-mudahan mengenal rasa dari buku bacaan bisa membuka wawasannya tentang banyak ekspresi dan rasa. #day5

Rasul Sayang Binatang

Membaca berarti transfer ilmu, adab, akhlaq dan sebagainya. Membiasakan anak-anak membaca kisah-kisah para nabi adalah salah satu goal keluarga kami. Inilah yang melandasi kami akhirnya menyengajakan untuk membeli buku-buku tentang kisah Rasulullah SAW. Hari ini anak-anak mengambil beberapa buku boardbook tentang Rasulullah SAW. Salahsatunya adalah Rasul sayang binatang. Buku ini menyajikan tentang betapa Rasulullah SAW menyayangi binatang. Rasul selalu sering memberi makan hewan yang lapar. Jika ada keledai yang mengangkat beban terlalu berat Rasulullah SAW akan menegur pemiliknya.  Membaca tentang kisah Rasulullah SAW yang sayang binatang rupanya berkesan. Meski terdiam saat mendengarkan cerita, teteh seringkali mengingatkan Bunda untuk tidak menyiakan tulang ikan atau ayam yang dagingnya sudah dimakan. Ia mengatakan bahwa tulangnya bisa dimakan oleh kucing yang memang sering bolak balik lewat rumah kami. #day4

Membaca, Bermain atau Tidur

Dalam benak seorang anak tentu akan banyak yang ingin dia lakukan. Melompat, berlari, bernyanyi, memasak, bercanda, membaca, dsb. Banyak keinginan membuat mereka terus aktif sepanjang hari. Membuat orangtuanya pun kewalahan. Belum lagi kewalahan dengan celotehan yang kian hari kian bertambah. Pilihan membaca, bermain atau langsung tidur akan muncul tiap kali malam tiba. Energi yang masih penuh tentu menjadikan anak-anak masih ingin beraktivitas. Membaca buku tetap menjadi pilihan utama anak-anak ketika buku sudah di depan mata mereka dan Bunda atau Ayahnya siap bercerita. Namun jika agenda seharian telah membuat anak-anak lelah, seringkali agenda membaca tak sempat dilakukan. Tidur menjadi pilihan. Kenapa sih anak-anak begitu keranjingan dengan aktivitas 'membaca' buku (baca: dibacakan). Mungkin dari sana mereka akhirnya mendapatkan kosakata baru, moral cerita dan tentunya ide terbaru untuk bermain peran ketika bermain bersama sepupunya. Membaca benar-benar membuka...

Pohon Literasi

Projek mengerjakan pohon literasi itu susah-susah gampang. Susah menemukan waktu yang pas untuk mengeksekusinya. Darurat manajemen waktu ceritanya. Pohon literasi ini daunnya adalah buku-buku yang dibaca oleh tiap anggota keluarga. Projek yang menarik bukan? Agar sukses mengisi pohon literasi tentu perlu ada sesi Reading Time di agenda hari keluarga. Reading Time di keluarga kami biasanya sih di malam hari. Tapi seringkali anak-anak kebelet baca di waktu siang. Karena mungkin lemari buku memang tak jauh dari tempat mainan mereka. Mana pohon literasi kami? Ini dia. Daun di pohon literasi jika ditempel sejak awsl tahun mungkin sudah sangat rimbun. Tapi berhubung baru dapat ide karena ada game bunda sayang, daunnya masih sedikit. #day2

Awal Cerita tentang Membaca

Banyak yang sudah paham bahwa buku adalah jendela dunia. Dari sana Ia menampilkan banyak wajah dunia atau olah pikir tiap insan. Buku tentu tak hanya untuk asal dibaca namun untuk ditangkap dan dipahami makna atasnya. Cerdas literasi katanya. Paham atas pentingnya membaca (dan memahami bacaan) sejak Teteh masih berusia bulanan Ia sudah berkenalan dengan buku. Tak terlalu tertarik pada awalnya. Buku bantal yang sengaja dibelikan untuknya hanya ia pandangi atau pegang sebentar lalu diacuhkan. Sedih rasanya. Berjalannya waktu ternyata membuat Ia semakin tertarik dengan buku. Alhamdulillah pada saat usianya 1,5 tahun Ia semakin semangat membaca. Buku boardbook yang paketan seringkali Ia ambil untuk minta dibacakan. Sekarang di usianya yang menginjak 4 tahun semangat bacanya kian meningkat. Dalam 1 hari Ia bisa meminta dibacakan beberapa judul buku. Memang masih bacaan cerita yang ringan namun seringkali bisa menyisipkan banyak hikmah.. #hari ke1

Teteh Mengingat Jalan

Bismillaahirrahmaanirrahiim Sejak usianya sekitar 2 tahun Teteh sudah menolak untuk dibonceng di belakang ayahnya (digendong bundany) ketika naik motor. Ia memilih untuk duduk di depan ayahnya. Keinginannya ini membuat kami sepakat membeli kursi bonceng untuknya agar lebih aman dan nyaman. Rupanya kebiasaannya duduk di depan memudahkannya mengingat rute perjalanannya. Suatu kali ketika kami hendak ke rumah neneknya tiba-tiba Ia meminta ayahnya berbelok. Tepat ke belokan rumah neneknya. Ia mungkin bersuara karena menurutnya motor ayahnya akan melewati belokan tersebut. Kami tentu kaget. Untuk mengetesnya ayahnya lalu memintanya menunjukkan jalan ke rumah neneknya. Teteh menjadi petunjuk jalan. Hasilnya Kami berhasil sampai ke rumah nenek tanpa salah berbelok satu kali pun. Ternyata Teteh mampu memvisualisasikan jalan yang Ia sering lewati. #harikesepuluh#tantangan10hari

Ketika Teteh Beraktivitas

Bismillahirrahmaanirrahiim Aktivitas harian Teteh adalah berlari, bermain dengan adiknya, membantu bundanya atau bermain mandiri dengan boneka atau mainannya. Ketika bermain Ia tak luput dari cerita tentang apa yang dikerjakannya saat itu atau menceritakan aktivitas yang serupa di waktu yang lalu. Hari ini dia bermain dengan bonekanya. Sambil menggendong boneka Ia bercerita tentang segala hal. Kadang perasaannya saat itu. Dan ketika saya memperhatikannya dan Ia menyadarinya Ia langsung terlihat malu dan meminta Bundanya tak melihatnya. Kadang saya iseng menggali potongan cerita yang dia ungkapkan. Ketika digali ternyata Ia mampu membuat cerita yang bersambungan dan beralur. Meski awal ceritanya adalah pengalamannya namun ketika digali Ia malah mengembangkan ceritanya kadang hingga tak masuk akal. Daya hayal khas anak-anak. Gayanya bermain biasanya diselipi cerita monolog pada mainannya, entah lego, boneka, mobil ataupun lainnya. #harikesembilan#tantangan10hari

Belajar Bersepeda

Bismillahirrahmaanirrahiim Ketertarikan teteh pada sepeda bermula ketika bermain ke rumah uwanya. Di sana, sebuah sepeda tricycle terlihat tersimpan di pojokan. Awalnya Teteh acuh. Lalu tak disangka ketika kami akan pulang uwanya menawarinya untuk mengambil sepeda itu sebagai hadiah. Ia pun senang. Beberapa bulan yang lalu tiba-tiba neneknya mengajaknya pergi membeli sepeda. Neneknya melihat jika sepeda tricycle nya sudah mulai tak muat di badan Teteh. Ia senang. Ia langsung mengiyakan ajakan neneknya dan membeli sepeda berwarna ungu. Sesampainya di rumah Ia mencoba untuk menaikinya, namun ketinggian joknya membuat Ia kepayahan. Setelah mendapat instruksi verbal akhirnya Ia pun tak lagi kesulitan. Ternyata tantangannya tidak berhenti pafa menaiki sepeda saja namun juga mengayuhnya. Ia perlu beberapa kali mencoba sampai akhirnya berhasil. Saat ini dengan kemampuan audionya Ia dengan mudah menaplikasikan instruksi-instruksi bermain dengan sepedanya. Ia dengan mudah paham kapan...

Bermain dengan 'Kura-Kura' Warna Warni

Bismillahirrahmaniirahiim Beberapa waktu lalu tak sengaja saya menemukan mainan yang dijual oleh salah seorang kenalan via fb. Melihat mainan tersebut langsung 'aha moment' saya menyala. Mainannya cocok untuk menstimulus anak kedua yang umurnya baru lewat 1 tahun. Bersuara dan menyala ketika disentuh. Cocok untuknya. Namun, belakangan, saat mainan itu sudah datang orang yg pertama bergembira adalah Teteh. Ia semangat mencoba dan terus mengulang-ulang menyentuh mainan itu. Adiknya hanya melirik sesaat lalu ditinggalkan. Sedih rasanya. Melihat ketertarikan Teteh pada mainan adiknya yg merespon setiap sentuhan pada bagian bersimbol rasanya membuatku sedikit menghela. Setidaknya mainannya masih termanfaatkan. Penasaran mulai menggelayut di benak. Mengapa Teteh begitu penasaran dengan mainan ini? Apakah karena suaranya? Ataukah karena nyala lampunya yang berwarna-warni. Dari tingkahnya sering mengikuti kata-kata yang keluar dari mainan itu rasanya Ia tertarik karena suara...

TV Berlangganan dan Program Anak

Bismillahirrahmanirrahiim Memutuskan berlangganan internet plus TV kabel termasuk sulit. Pada awalnya kami sepakat ingin meminimalisir paparan televisi pada anak-anak kami. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kebutuhan untuk mengupdate berita ataupun sekedar hiburan semakin terasa. Alhasil dengan amat berat hati kami mulai memesan paket ini. Teteh yang umurnya telah mendekati 4 tahun semakin sadar akan kehadiran TV. Melihat program anak Ia makin girang. Kartun atau pentas boneka menjadi andalannya. Hasilnya tujuan awal kami berlangganan untuk mengikuti berita terkini malah sering dihalangi Teteh. TV kami disabotase olehnya. Program anak itu berbekas sekali di pikirannya. Seringkali Ia mengikuti kata-kata yang muncul dari program tersebut. Meskipun berbahasa inggris. Ia mulai fasih berhitung dalam bahasa inggris meski hanya sampai angka kelima. Menonton adalah aktivitas berfokus dengan visualisasi bukan? Namun lucunya Teteh seringkali pergi meninggalkan spot menontonnya. ...

Menggambar dan Mewarnai

Bismillahirrahmaanirrahiim Menggambar dan mewarnai tentu menjadi aktivitas yang menyenangkan buat anak-anak. Teteh pun termasuk yang senang dengan aktivitas ini. Pada mulanya Ia sering cepat menyerah ketika menggambar. Ia pun lalu meminta Bundanya menggambarkan untuknya. Namun saat ini Ia semakin percaya diri untuk menggambar. Seringkali Ia meminta buku dan alat tulis untuk Ia gambar.  Konsep gambar manusia pun sudah cukup terlihat baik meski sama sekali tak sempurna. Lalu gambar yang kadang terlihat seperti benang kusut pun ketika ditanyakan maksudnya Ia bisa bercerita. Ia menceritakan maksud gambar itu. Dan jika diperhatikan lebih memang bentuk coretannya mirip dengan yang diceritakannya. Teteh yang saya sering cap sebagai anak bergaya audio ternyata mampu memvisualisasikan apa yang ada di benaknya. Olah rasa ini hanya sesekali saja Ia kerjakan. Seringkali Ia hanya menggambar satu objek saja lalu pergi meninggalkan hasil karyanya.  #harikeenam#tantangan10hari

Read Aloud

Bismillahirrahmaanirrahiim Aktivitas membaca sudah saya biasakan sejak Teteh masih belum bisa tengkurap pun. Membacakan gambar yang terlihat, mulai dari warna, bentuk atau jumlah. Aktivitas ini sempat agak tersendat ketika akhirnya kami memutuskan untuk mencari rumah kami sendiri. Bagaimana Teteh bereaksi terhadap buku? Lekas (seolah-olah) membacanya atau memberikan pada sekitarnya (untuk dibacakan)? Jawabannya adalah yang kedua. Dia lekas meminta bantuan untuk membacakan buku. Sambil mendengarkan buku dibacakan kadang Ia melakukan aktivitas yang lain. Ini yang membuat pembaca cerita kadang protes dan meminta Teteh untuk fokus. Meski kadang Ia terlihat tak fokus, nyatanya Ia bisa memotong cerita Bundanya (buku yang sama pada lain waktu) dan bercerita sesuai alur cerita si buku. Pertanda bahwa Ia memiliki gaya belajar audio. Selain seringkali terlihat tak fokus dengan buku yang Ia minta bacakan, Ia pun sering meminta dibacakan cerita yang sama berulang kali. Terkait alasan atau...

Anakku dan Flashcard

Bismillahirrahmaanirrahiim Flashcard dengan segala macam warna dan gambar biasanya akan sangat mudah menarik perhatian anak kecil. Namun rasanya yang terjadi pada anakku tak begitu kentara perhatiannya. Ia hanya memandanginya beberapa saat lalu kembalu ke aktivitas mainnya. Entah bersepeda berlarian maupun yang lainnya. Entah masalah pada fokus yang rentangnya masih sangat pendek entah ia memang kurang cocok dengan metode belajar menggunakan flashcard. Metode yang menitikberatkan pada gaya belajar visual. Flashcard yang dipunya akhirnya masih teronggok di rak penyimpanannya. Entah tak begitu suka visualisasi entah dia punya ingatan fotografis(?). Jelasnya seringkali Ia hanya melirik gambar sekali lalu mendengarkan Bundanya berkata sambil Ia meneruskan aktivitas mainnya. Atau menyerocos bercerita segala yang ada dalam pikirnya. Apapun Ia ceritakan, bahkan cerita yang sudah Ia alami beberapa hari, pekan atau bulan sebelumnya. Mengenalkannya huruf dan angka menjadi tantangan baru b...

Bagaimana Anakku Belajar

Bismillahirrahmanirrahiim Mengamati gerak-gerik dan tingkah laku Teteh tak lagi seleluasa dulu saat Ia masih anak tunggal. Sejak 16 bulan yang lalu perhatian padanya mulai terbagi dengan adiknya. Mendapat tantangan mengetahui gaya belajar anak saat ini lalu menjadi sebuah tantangan yang luar biasa. Betapa tidak memori-memori gaya belajarnya masih memori-memori gaya belajarnya terdahulu. Ketika Ia masih tunggal. Tak banyak berubah memang. Ia yang dulu mencerna yang dikatakan Bundanya dengan tetap berlari kesana kemari, beraktivitas. Ia tetap saja Teteh yang senang dibacakan cerita meski Ia asyik beraktivitas, meski matanya melihat kesana kemari. Rasanya type auditorinya lebih dominan. Berulangkali Ia meminta dibacakan buku yang sama. Meski Ia lalu memotong cerita bundanya ketika mulai berpindah halaman, melanjutkannya. Lanjutan ceritanya tepat. Nampaknya telinganya lebih peka dan informasinya mudah untuk Ia cerna. Auditori detect. Memori-memori gaya belajar Ia saat kini belum...

Detektif Gaya Belajar Anak

Bismillahirrahmanirrahiim Gaya belajar adalah cara seorang individu dalam memenuhi rasa ingin tahunya. Ada tiga modalitas gaya belajar yang umum dikenal masyarakat. Ketiganya yaitu, auditori, visual dan kinestetik. Mengenal gaya belajar anak menjadi batu pijakan yang baik untuk mulai mengajari anak agar muncul 4 hal berikut, intellectual curiosity (rasa ingin tahu), creative imagination (daya imajinasi dan kreasinya), art of discovery and invention (seni gairah menemukan sesuatu) dan noble attitude (akhlak mulia). Di Ibu Profesional keempatnya sering disingkat dengan I CAN. Mengamati gaya belajar anak berarti mengamati tanpa henti tingkah kesehariannya. Karena seiring dengan perjalanan waktu gaya belajar anak bisa saja 'berevolusi'. Gaya belajarnya berevolusi sesuai dengan informasi-informasi yang ia dapat dan berkesan baginya. Pada mulanya ketika Teteh mulai lancar berkomunikasi dua arah (saat usia sekitar 2 tahun), saya amati Ia cenderung auditori. Ia bisa menyerap dengan ...