Skip to main content

Membaca, Bermain atau Tidur

Dalam benak seorang anak tentu akan banyak yang ingin dia lakukan. Melompat, berlari, bernyanyi, memasak, bercanda, membaca, dsb. Banyak keinginan membuat mereka terus aktif sepanjang hari. Membuat orangtuanya pun kewalahan. Belum lagi kewalahan dengan celotehan yang kian hari kian bertambah.

Pilihan membaca, bermain atau langsung tidur akan muncul tiap kali malam tiba. Energi yang masih penuh tentu menjadikan anak-anak masih ingin beraktivitas. Membaca buku tetap menjadi pilihan utama anak-anak ketika buku sudah di depan mata mereka dan Bunda atau Ayahnya siap bercerita. Namun jika agenda seharian telah membuat anak-anak lelah, seringkali agenda membaca tak sempat dilakukan. Tidur menjadi pilihan.

Kenapa sih anak-anak begitu keranjingan dengan aktivitas 'membaca' buku (baca: dibacakan). Mungkin dari sana mereka akhirnya mendapatkan kosakata baru, moral cerita dan tentunya ide terbaru untuk bermain peran ketika bermain bersama sepupunya. Membaca benar-benar membuka cakrawala mereka.

Dan hari ini anak-anak bergantian minta dibacakan buku 

#day3

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.