Skip to main content

Awal Cerita tentang Membaca

Banyak yang sudah paham bahwa buku adalah jendela dunia. Dari sana Ia menampilkan banyak wajah dunia atau olah pikir tiap insan. Buku tentu tak hanya untuk asal dibaca namun untuk ditangkap dan dipahami makna atasnya. Cerdas literasi katanya.

Paham atas pentingnya membaca (dan memahami bacaan) sejak Teteh masih berusia bulanan Ia sudah berkenalan dengan buku. Tak terlalu tertarik pada awalnya. Buku bantal yang sengaja dibelikan untuknya hanya ia pandangi atau pegang sebentar lalu diacuhkan. Sedih rasanya.

Berjalannya waktu ternyata membuat Ia semakin tertarik dengan buku. Alhamdulillah pada saat usianya 1,5 tahun Ia semakin semangat membaca. Buku boardbook yang paketan seringkali Ia ambil untuk minta dibacakan.

Sekarang di usianya yang menginjak 4 tahun semangat bacanya kian meningkat. Dalam 1 hari Ia bisa meminta dibacakan beberapa judul buku. Memang masih bacaan cerita yang ringan namun seringkali bisa menyisipkan banyak hikmah..

#hari ke1

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.