Perkembang pesat dalam teknologi informasi menyebabkan anak-anak mencari tahu mengenai pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi secara online. Padahal tidak semua yang tercantum secara online adalah benar. Terlebih seringkali informasi yang didapat mengarahkan pada pornografi.
Berdasarkan survey yang dilakukan Youth Tech Health, yang dikutip di situs tirto.id, sekitar 42% responden setuju internet adalah tempat yang efektif untuk belajar mengenai seks, seksualitas dan kesehatan reproduksi. Sekitar 60% responden agak puas dan percaya atas informasi yang didapatkan secara online tersebut.
Pengguna internet di Indonesia di dominasi oleh pria (51,43%). Jika didasarkan pada usia, pengguna internet terbanyak ada pada rentang usia 19-34 (49,52%) dengan penetrasi terbesar pada usia 13-18 tahun (75,50 %) yang merupakan puncak usia fitrah.
Kemudahan akses, malu bertanya mengenai pendidikan seks, serta tidak adanya informasi yang diberikan orangtua menjadi alasan anak dan remaja menggunakan internet untuk mencari tahu. Di lain pihak orangtua dan masyarakat luas merasa tabu dalam membicarakan pendidikan seks pada anak. Selain itu orangtua belum memahami peranannya sebagai teman belajar anak. Ketidakpahaman ini seringkali membuat orangtua kurang waspada akan konten yang dibuka anaknya.
Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.
Comments
Post a Comment