Skip to main content

Mempersiapkan Anak Menuju Akil Baligh

Menurut Ensiklopedi Hukum Islam akil baligh berasal dari bahasa arab akala yang artimya berakal dan balagha yang artinya sampai. Akil balig adalah usia dimana seseorang telah dibebani hukum syariat (taklif), mampu mengetahui atau mengerti hukum tersebut. Seseorang yang disebut akil balig ialah orang yang sehat dan sempurna pikirannya, dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban yang dibolehkan dan dilarang, serta yang bermanfaat dan merusak (Alim, 2010).
Menjelang aqil balig, pendidikan seks diperlukan. Pada masa ini pendidikan seks dibutuhkan agar,
1. Remaja mengetahui organ reproduksinya
2. Mengetahui tentang seks sehingga memahami perilaku seks yang beresiko.
3. Mencegah dampak negatif dari perilaku seks
4. Menjadi bekal anak dalam mengendalikan dorongan seks sesuai kaidah islam.
5. Menjadi bekal anak ketika menikah kelak.
Kedua gender memerlukan sisi maskulinitas dan femininitas. Namun demikian persentasenya berbeda. Anak laki-laki perlu 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai femininitas. Sebaliknya anak perempuan perlu 75% suplai femininitas dan 25% suplai maskulinitas. Suplai maskulinitas didapatkan dari sosok ayah sedang suplai femininitas didapatkan dari sosok bunda.
Usia pengenalan fitrah seksualitas dimulai sejak 0 tahun hingga 14 tahun. Pada usia ini fitrah seksualitas masuk dalam tahap penyempurnaan sehingga menjadi peran keayahbundaan. Usia setelahnya anak sudah dianggap menjadi mitra orangtua serta telah mukalaf. Konsekuensi dari mukalafnya anak adalah mampu menanggung beban syariah seperti menikah dan menjadi ayah/bunda.
Untuk sampai pada tahap anak mukalaf, orangtua perlu menyiapkan pemahaman anak mengenai fitrah seksualitas. Cara yang oke untuk membicarakan seksualitas pada remaja adalah sebagai berikut.
1. Orangtua harus memiliki nilai-nilai yg jelas
2. Bicarakan mengenai fakta vs keyakinan
3. Menyampaikan dengan cara yang bersahabat dan tidak menggurui/ seperti ceramah
4. Doronglah rasa bangga pada diri anak
5. Jaga agar komunikasi terus selalu berlangsung
6. Tetap menjaga rasa humor dalam menyampaikannya

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Cerita Tentang Ia

Suatu hari peradaban menepuk pundakku. Aku menoleh padanya. Kupandangi ia, wajahnya terlihat lesu, lelah, dan entah mengapa terlihat tirus. Aku terkejut, tak biasanya peradaban datang menghampiriku dengan wajah seperti itu. Biasanya ia datang dengan ceria serta membawa berbagai cerita. Ceritanya selalu membawaku melanglangbuana ke seluruh penjuru negeri. Setelah perjalanan itu biasanya aku tersipu, aku belum jadi apa-apa. Suasana masih hening hingga satu kalimat keluar dari mulutnya. 'aku lelah may.., saaangaat lelah'. Aku semakin terkejut, sungguh hal yang tak biasa ia berkata seperti itu. Aku pun membenarkan posisi dudukku,  sekarang aku bisa melihat jelas dirinya. Aku bisa melihat gurat kelelahan itu dengan lebih jelas. Ah.., aku semakin tak tega melihatnya. Menyadari aku mulai tertarik dengna ucapannya barusan, mulutnya mulai terbuka, lalu berucap 'bolehkah aku bercerita may'. Aku mengangguk, tak mungkin kubiarkan dirinya terdiam lebih lama, pasti ia memiliki banya...