Skip to main content

Ayah dan Bunda sebagai Pendidik Fitrah Seksualitas Anak

Mengapa Ayah dan Bunda berperan dalam mendidik fitrah seksualitas anak? Hal ini dijelaskan oleh dua dalil naqli berikut:
‘Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.’
(QS An Nisa:9)

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya?”
(HR. Bukhori)
Untuk menjadi generasi yang kuat diperlukan mental dan pengetahuan yang kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan membangkitkan fitrah yang sudah diberikan Allah, salah satunya fitrah seksualitas.
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak sebagaimana lelaki. Juga bagaimana seorang perempuan bersikap, berpikir, bertindak, dan merasa sebagai seorang perempuan.
Mengapa mendidik fitrah seksualitas penting? Karena mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.
Menurut Ibu Elly Risman, S.Psi, unsur pembentuk seksualitas adalah sikap, komunikasi dan perlakuan. Ini berarti ketika ketiga unsur ini mendapatkan stimulasi yang salah maka pemahaman seksualitas yang didapat juga akan salah. Jika dilihat dari unsur pembentuk ini, tantangan membangkitkan fitrah seksualitas dapat berupa selebgram-selebgram, games dan tontonan yang nirfaedah.
Jika melihat sisi orangtua, terdapat beberapa tantangan dalam membangkitkan fitrah seksualitas ini, yaitu:
1. Masih menganggap bicara tentang seksualitas : Tabu dan saru!
2. Tidak tahu bagaimana memulainya
3. Apa yang akan disampaikan pada anak
4. Sampai sejauh mana?
5. Menganggap sekolah dan sejenisnya bertanggungjawab
6. Gagap Teknologi
Untuk mengatasinya orangtua perlu mengingat prinsip dan kiat dasar berikut (terutama dalam menjawab pertanyaan anaknya mengenai seksualitas):
A. Prinsip Dasar:
1. Ayah dan Bunda harus konsekwen dan respek
2. Berlandaskan agama
3. Putuskan masa lalu : keluar dari tabu dan saru
4. Tingkatkan terus pengetahuan dan ketrampilan sebagai orang tua

B. Kiat Dasar:
1. Jangan borongan : mulai sedini mungkin
2. Proaktif - Terlibat penuh : jangan tunggu anak bertanya
3. angan pernah eksport tanggung jawab atau di-leskan

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.