Skip to main content

Berebut Mainan

Balita lumrah jika berebut mainan, katanya. Memang itubpula terjadi di rumah kami. Teteh seringkali merebut mainan yang dipegang adiknya. Banyak alasan melakukannya. Selain karena memang miliknya Ia pun melakukannya karena Ia tertarik ingin bermain dengan mainan yang dipegang adiknya.
Mengatasi masalah ini tentu saya coba juga dengan dongeng. Saya bercerita bahwa mainan itu senang dimainkan bersama sama dan bergantian. Ketika mainan diperebutkan mainan akan kesakitan. Mainan juga akan kesakitan ketika Ia diinjak atau dilempar. Maka mainan perlu dimainkan seperti seharusnya dan bersama-sama. Kalaupun sulit memainkannya bersama sama, mainan akan senang ketika Ia dimainkan bergantian. Karena artinya Ia menjadi punya banyak teman. Semoga cerita ini bisa membuat teteh lebih mau berbagi. Sekarang sih Teteh sudah mulai meminta izin adiknya ketika Ia menginginkan mainan yang sedang dipegang adiknya dan milik adiknya.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.