Rasa ingin tahu dan pikirannya yang imajinati sedang melanda teteh. Melihat double tip yang menganggur membuatnya berpikir untuk menempelnya dan membuat sebuah karya. Lupa apa tepatnya apa yang Ia buat, namun pintu dan dinding dekat mesin penjernih air sudah ia tempeli. Karena kekurang hati-hatiannya Ia tak sengaja menjatuhkan filter kecil yang disimpan tak jauh dari tempat Ia bermain. Alhasil Ia membuat ada kebocoran di ujung selangnya. Pada mulanya saya mengira aksinya hanya merobek bagian selang di ujung kerannya. Namun ternyata bagian kerannya pun ada yg patah. Segera ayahnya saya panggil. Meminta bantuan untuk memperbaiki.
Ayahnya mengobservasi masalah untuk beberapa saat. Lalu mulai mengotak atiknya. Saya yang berada di sampingnya sudah tak terlalu banyak berharap. Karena patahannya tampak tak mungkin untuk disambung. Dalam benak saya hanya ada pikiran perlu mengganti keran. Berbeda dengan ayahnya yang masih mencoba mengotak atik. Setelah beberapa saat akhirnya Ia meminta karet. Dan voila masalah teratasi. Air bisa mengalir ke mesin penjernih tanpa merembes bocor. Dalam kondisi terdesak ternyata kreatifitas bisa muncul ya. Terimakasih Ayah..
Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.
Comments
Post a Comment