Skip to main content

Imajinasi dan Moral Cerita

Dalam bercerita tentu imajinasi menjadi bumbu yang menjadikan cerita menjadi menarik. Moral cerita menjadikannya tak hanya menarik namun bermakna. Namun bagi seorang anak, sisipan moral cerita tentu harus tersurat bukan tersirat. Agar mereka pangaung dapat menangkap maksudnya.
Tantangan level 10 di kelas bunda sayang kali ini adalah tentang mendongeng dengan cerita hasil improvisasi sendiri. Menyesuaikannya dengan keadaan anak. Tantangan yang sangat menantang.

Beberapa waktu terakhir Si Sulung membecandai adiknya hingga menangis. Membuat bundanya yang sedang memegang adik kecil cukup bingung. Membuat cerita mengenai hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri. Beberapa hari berpikir tentang ide cerita menemui kebuntuan. Imajinasi bundanya rupanya sedang tak baik. Alhasil setelah memutar otak hanya bisa mengingatkannya dengan cerita serial tv yang sering Si Sulung putar ulang via youtube bersama adiknya.
Kegagalan membuat cerita hari ini membuat Saya bertekad untuk membuat cerita untuk esok hari.. Semoga saja malam ini sy sukses mendapatkan ide ceritanya.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.