Skip to main content

Empati dalam Dirinya

Egonya tentu masihlah besar. Layaknya anak balita kebanyakan. Seringkali tak mau berbagi. Serasa semua miliknya sendiri. Pun ketika adik pertamanya lahir.
Awalnya Ia excited memyambut kelahiran adiknya. Bolak balik melihat adiknya yang sudah ada di dekat bundanya seraya berkata, "dede mau lihat Teteh, Bunda? Makanya udah lahir ya?" Kata yang seringkali Ia ulang di kelahiran adiknya. Namun makin lama Ia seringkali memeluk bundanya tak mau mengalah dari adiknya. Tak membolehkan bundanya menemani adiknya.
Dalam tiap tingkah egonya tetap saja ada kelembutan hatinya, kebijakan pikirnya. Setiap kali Ia mulai bertingkah merasa memiliki, Ia masih tetap membuka telinganya. Apa yang dikatakan orangtuanya masih bisa Ia terima lalu kerjakan. Meski kadang butuh waktu lebih dari semenit-dua menit. Tapi itulah Ia dengan keluasan hati dan kebijakan pikirnya. Di tubuh anak kecilnya Ia punya empati. Meski masih perlu dilatih.
Ia teramat senang bermain bersama adiknya. Ia selalu berusaha mengemong, terutama ketika Ia tak terganggu kantuk. Ia senang menggendong adiknya. Mengajak adiknya dalam aktivitasnya. Walau kadang Ia pun sesekali hanya mau mainan yang ada dimainkannya sendiri.
Dulu saat Ia baru punya adik, dan adiknya menangis, seringkali Ia terbangun hanya sekedar berkata 'dede nangis ya bunda? Kenapa?' Lalu ia tertidur kembali karena kantuknya tak bisa berkompromi. Benih-benih empatinya sudah Ia dapat.
Anakku bintang, dalam rasa yang Ia punya untuk sekitarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.