Skip to main content

Ketika Jajanan Menggoda

Siang tadi Teteh tiba-tiba menghampiri saya yang sedang memberi asi adiknya. Ia menghampiri saya setelah sebelumnya Ia coba memanggil saya namun mungkin jawaban saya tak terdengar. Rupanya Ia keukeuh ingin bersepeda ke warung bersama bundanya. Pada awalnya karena saya lihat adiknya masih asik saya menolak. Namun melihat dia tetap pada pendiriannya dan adiknya pun malah ikut memperhatikan tetehnya, saya pun mengiyakan. Adiknya akhirnya saya titipkan pada kakeknya dulu, agar tidak terlalu berat ketika akan membantunya mendorong sepeda ketika Ia kesulitan menggoes. 
Sampai di warung saya pun mempersilakan Teteh untuk memilih jajanan. Ia pun mulai berkeliling melihat-lihat. Sambil melihat-lihat saya coba tawarka beberapa jajanan yang menurut saya masih aman untuk dia konsumsi. Saya tak sadar ketika Ia memperhatikan seorang anak kecil (yang sepertinya umurnya lebih muda darinya) yang sedang memilih jajanan mainan murah. Ketika sadar saya mulai curiga Ia akan memintanya. Ternyata benar, ia tertarik dengan apa yang dibeli oleh anak itu. Saya pun menolak dan mengingatkan kembali tujuannya ke warung yaitu membeli jajanan untuk dikonsumsi. Setelah merespon kecewa beberapa kali dan agak merengek Ia pun kembali fokus mencari jajanan. Mungkin Ia kembali fokus karena bundanya makon gencar mempromosikan jajanan lain (hehe). 
Setelah melihat apa yang bunda tawarkan untuknya akhirnya Ia memilih 2 jajanan sambil tak lupa mencarikan makanan untuk adiknya. Alhamdulillah Teteh mulai terbiasa untuk mengingat adiknya ketika Ia jajan. Ayahnya yang biasanya menemaninya jajan rupanya sering pula mengingatkannya tentang bab berbagi. Berbagi tentu bukan hal yang mudah bukan? Ini erat kaitannya dengan ego dan menejemen emosi. Dan alhamdulillah Teteh sudah mulai bisa mengelolanya, meski kadang sesekali egonya muncul dan tak mau berbagi. Tapi seiring dengan usia dan rasa sayangnya yang semakin bertambah, Ia semakin bisa berbagi. Alhamdulillah.
#tantangan_hari_ke4

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Aku Berkata tentang Idealisme Mahasiswa

“Saat kalian bekerja nanti tetap jaga idealisme kalian”   Begitulah kira-kira kata yang sering terdengar dari dosen maupun teman-teman mahasiswa yang lain, Jaga Idealisme. Entah dipahami atau tidak, kata-kata itu seolah menjadi kata mujarab bagi mahasiswa.   Idealisme jika diartikan secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ideal dan isme (paham). Idealisme memiliki tiga arti pada kbbi, namun untuk bahasan ini saya rasa definisi berikut lebih pas. Idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna. Jadi dengan kata lain idealisme sangat erat kaitannya dengan arti ideal bagi tiap mahasiswa.

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.