Skip to main content

Bunda, sholat yuk..

Bismillahirrahmanirrahiim

Sabtu malam Teteh tiba-tiba nyeletuk, "Bunda, sholat yuk. Teteh mau sholat." Permintaan yang tak sering muncul dari seorang anak berusia belum genap 4 tahun ini. Saya pun mempersilakan. Ia sumringah. 
Ia pun berdiri di atas sajadah dan memulai bacaan iftitah. Di tengah-tengah, saya baru sadar, Teteh belum bermukena. Saya pun menyetopnya dan mwmintanya memakai mukena. Kebetulan saat itu hanya ada mukena ukuran besar, alhasil Teteh hanya memakai atasan mukena untuk menutupi auratnya.
Beres memakai mukena, Ia kembali membaca Iftitah yang Ia pelajari bersama sepupunya saat masih sering menginap di rumah Ummi (Ibu Saya). Ummi punya cara tersendiri agar cucunya lancar hapal Iftitah, yaitu tak mengizinkan cucunya jajan sebelum Ia berhasil hapal potongan iftitah. Cara yang cukup efektif di Teteh yang sebelumnya sering mendengar Iftitah di video yang dipasang Ammi nya di mobil.
Doa Iftitah yang dibaca Teteh sukses sampai akhir, meski ada 1 kata yang luput terlewat dan pelafalannya yang belum sempurna. Setelahnya Ia membaca Alfatihah dan Surat Al Ikhlash dengan lancar. Alhamdulillah. Setelah membaca 3 rangkaian doa dan surat tersebut, Teteh ruku dan sujud. Lalu duduk diantara dua sujud. 
Setelah duduk diantara dua sujud, tentu Ia sujud kembali. Kemudian disinilah hal menarik terjadi. Saat Ia bangun dari sujud, Saya meminta Ia naik kembali untuk rakaat kedua. Namun Ia mengangkat bahunya. Alhasil, saya sudahi rangkaian sholat ini dengan tasyahud akhir lebih awal. Saya pikir, sebagai awalan ini sudah cukup. Tinggal memberikan pemahaman lagi bahwa tiap sholat rakaatnya sudah ditentukan. 
Sedikit tentang sholat, saya sering mengajaknya mengobrol. Obrolan terkait sholat ini saya sering hubungkan dengan nikmat yang Allah SWT berikan padanya. Nikmat berupa penglihatan, pendengaran, rezeki, dsb. Hal itu perlu kita syukuri. Maka shalat adalah cara kita untuk bersyukur padaNya. Obrolan seperti ini sering saya mulai. Semoga dengan obrolan ini Allah SWT mengizinkan Teteh tergerak untuk rajin beribadah, salah satunya sholat. Aamiin
Nak, Bunda bangga padamu ketika dengan sadar kau meminta Sholat. Meski kadang kau ingin sholatmu didokumentasikan. Mungkin karena kau ingin mengulang-ngulang bacaan sholat yang sudah kau lafalkan dalam sholatmu? Semoga Allah SWT selalu menjagamu.. Aamiin
#tantangan_hari_ke5

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Cerita Tentang Ia

Suatu hari peradaban menepuk pundakku. Aku menoleh padanya. Kupandangi ia, wajahnya terlihat lesu, lelah, dan entah mengapa terlihat tirus. Aku terkejut, tak biasanya peradaban datang menghampiriku dengan wajah seperti itu. Biasanya ia datang dengan ceria serta membawa berbagai cerita. Ceritanya selalu membawaku melanglangbuana ke seluruh penjuru negeri. Setelah perjalanan itu biasanya aku tersipu, aku belum jadi apa-apa. Suasana masih hening hingga satu kalimat keluar dari mulutnya. 'aku lelah may.., saaangaat lelah'. Aku semakin terkejut, sungguh hal yang tak biasa ia berkata seperti itu. Aku pun membenarkan posisi dudukku,  sekarang aku bisa melihat jelas dirinya. Aku bisa melihat gurat kelelahan itu dengan lebih jelas. Ah.., aku semakin tak tega melihatnya. Menyadari aku mulai tertarik dengna ucapannya barusan, mulutnya mulai terbuka, lalu berucap 'bolehkah aku bercerita may'. Aku mengangguk, tak mungkin kubiarkan dirinya terdiam lebih lama, pasti ia memiliki banya...