Skip to main content

Mencuci Piring Sendiri

Kami sepakat, ketika kami akan melengkapi rumah kami dengan kitchen set, akan menambahkan tangga geser untuk anak agar dapat mencuci piring atau tangannya sendiri. Agar ia lebih mandiri. Ketika akhirnya dana sudah mencukupi, alhamdulillah tangga ini berhasil direalisasikan berupa tangga geser di bawah sink.
Belum lama anak sulung kami keluar dari rumah sakit, mungkin Ia gatal untuk beraktivitas seperti biasa. Berlarian, melompat, dsb. Namun merujuk dari saran dokter, kami pun melarang ia melakukan kegiatan itu. Satu hal yang kami tak ingin melarangnya, keinginannya menjadi bagian untuk membantu kami.
Hari itu, ketika saya sedang memasak, tiba-tiba saja Ia menghampiri, berujar bahwa Ia ingin membantu memasak. Namun, sepersekian detik kemudian Ia menoleh pada sink yang posisinya tentu tak jauh dari kompor. Lalu dengan mantap Ia menghampiri dan berkata, "Bunda, Aku bantu cuci piring saja." Saya pun pasrah mengangguk, dengan syarat Ia harus melipat lengan bajunya terlebih dulu. Setelahnya Ia pun bersemangat mencuci piring, sambil sesekali berujar bahwa bajunya tetap basah. Saya hanya menimpali nanti diganti saja. Meski ada kekhawatiran Ia belum sanggup mencuci piring-piring yang lumayan berat (terutama karena fakta Ia belum fit benar) nyatanya Ia pun pandai mengukur diri. Ia hanya mengambil peralatan yang ukurannya kecil atau tak berat. Alhamdulillah.
Melatih kemandirian berarti menyesuaikan rumah pada keadaan anak. Anak yang belum terlalu tinggi tentu akan kewalahan dengan ketinggian sink yang normal untuk ukuran orang dewasa. Salahsatu kaidah melatih kemandirian yang saya dapat dari IIP ini memang manjur. Ketika Ia mudah menggapai sink, dengan serta merta Ia pun menawarkan diri mencuci piring.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Aku Berkata tentang Idealisme Mahasiswa

“Saat kalian bekerja nanti tetap jaga idealisme kalian”   Begitulah kira-kira kata yang sering terdengar dari dosen maupun teman-teman mahasiswa yang lain, Jaga Idealisme. Entah dipahami atau tidak, kata-kata itu seolah menjadi kata mujarab bagi mahasiswa.   Idealisme jika diartikan secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ideal dan isme (paham). Idealisme memiliki tiga arti pada kbbi, namun untuk bahasan ini saya rasa definisi berikut lebih pas. Idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna. Jadi dengan kata lain idealisme sangat erat kaitannya dengan arti ideal bagi tiap mahasiswa.