Setelah hari sebelumnya Ia keukeuh ingin cuci piring. Hari ini dia masih dengan kekeukeuhannya. Sebelum bundanya mulai melarang, Ia sudah berdiri di dekat sink dan menarik laci tangganya sendiri. Tanpa lama berpikir Ia menaiki tangganya dan mulai memilah mana yang Ia bisa cuci sendiri. Sebelum agenda mencuci berakhir dengan baju yang basah saya pun membatasai sink dan dirinya dengan lap. Fungsinya agar air yang terbawa dari keran melalui tangannya terserap lap yang saya simpan di 'keramik perbatasan' antara Ia dan sink.
Agenda cuci piringnya tak lama, karena memang saat itu tersisa sedikit cucian piring. Sebagian di antaranya memang termasuk yang bisa Ia taklukkan. Setelah puas mencuci piring Ia kembali bermain seperti sedia kala. Sebelum Ia bermain saya sempatkan bertanya keadaan bajunya. Basahkah? Alhamdulillah hanya terciprat sedikit. Menyimpan lap di perbatasan nampaknya cukup efektif.
Alhamdulillah.. Menyediakan tangga untuknya membuat Ia makin semangat mencuci piring.
Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.
Comments
Post a Comment