Skip to main content

Mandiri vs Kepercayaan Berlebihan

Memandirikan anak menjadi 1 dari sekian poin dalam mendidik anak untuk sampai pada titik aqil baligh nanti. Mandiri tak akan pernah berhasil jika kita pun tak memberikan kepercayaan penuh pada anak.
Qadarullah, kamis tanggal 30 November yang lalu ketika tantangan kemandirian dimulai, kami ditegur olehNya. Anak sulung kami jatuh dari ketinggian. Alhamdulillah cedera yg terlihat masih dalam taraf tak begitu mengkhawatirkan. Ia masih tetap sadar dan sesekali ceria meski sesekali meronta jika dokter atau suster menghampiri. Meski bisa dibilang tak begitu mengkhawatirkan ada momen-momen dimana kamis itu kami panik, bingung dan lemas.
Oke, cukup ceritanya mari back to topic. Kepercayaan pada anak, tetap perlu mendapatkan perhatian. Tetap perlu diawasi. Hasil refleksi kami, orangtuanya, nampaknya kejadian ini semacam teguran pada kami, ketika kami terlalu percaya dan yakin bahwa anak kami sudah tau mana yang berbahaya dan mana yang tidak (sebelum kejadian ayahnya berulang kali mengingatkan tentang tempat yang berbahaya). Ke-tak-awasan kurang dari 1 menit berakibat hal yang membahayakan.
Akhirnya kemandirian yang coba kami latih tertunda beberapa saat karena kepercayaan yang berlebihan. Beberapa hari lamanya ia perlu dibantu karena selang infus yang terpasang di tangannya. Kepercayaan perlu dibarengi pengawasan, agar mudah untuk memberikan masukan yang membangun.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Biarkan Pendidikan Memilih

Dewasa ini permasalahan SDM lebih dominan terlihat di negeri ini. Tentu saja ini berkaitan dengan SDM negeri ini yang luar biasa besar. Meski kuantitasnya luar biasa besar, sampai saat ini belum ada kesamarataan kualitas SDMnya. Masih ada ketimpangan antara orang-orang yang berilmu (paham) serta yang tidak. Sangat timpang bahkan. Lihat saja… di negeri ini pelajar yang tawuran dan pelajar yang mencetak tinta emas pada kejuaraan internasional ‘berebutan tempat’ di ruang berita. Orang yang taat peraturan dan yang tak peduli pun mudah terlihat di jalanan. Miris… hanya itu yang dapat menggambarkannya. Apa yang salah? Menelusuri pendidikan tampaknya menjadi gerbang utama pembuka tabir ini. Membahas pendidikan memunculkan bayangan akan tiap tetes peluh para ‘tumpuan pendidikan’. Terbayang pula kerasnya mereka ‘memutar otak’ untuk menyuapi otak-otak cemerlang anak didiknya. Menjadi ketegaan yang amat buruk jika mempersalahkannya. Namun fakta tak selalu seindah bayangan. Saat ini tak lagi ...