Skip to main content

Ternyata Teteh Bisa

Bismillahirrahmanirrahiim

Tantangan komunikasi produktif beberapa hari terakhir membuat saya berusaha melihat Si Sulung dengan perspektif yang lebih berwarna. Banyak fakta tentang komunikasi kian terkuak.
Hari ini, setelah usaha memperbaiki pola komunikasi dengan Si Sulung, terasa Ia mulai bisa bermain dengan adiknya lebih baik dan akur. Ia beberapa kali mulai bisa mengalah pada adiknya meski beberapa kali pula Ia tak mau kalah.
Siang tadi ketika kantuk menyergap, Teteh asyik bermain dengan adiknya. Tetiba Teteh ingin menggendong adiknya menggunakan gendongan sling, "Bunda, dedenya masukkan ke gendongan. Mau Teteh gendong" Mimiknya serius, gendongan sudah diselendangkan di badannya. "Teh, dede berat" ujar saya. "Nggak apa-apa. Teteh bisa." ujarnya. "Boneka teteh mana? Gendong boneka aja ya. Kalau gendong dede, dedenya bisa jatuh karena berat, teteh ikut jatuh."
"O. Boneka mana ya? Kasian nangis."
"Iya. Tuh bonekanya kasian nangis."
Ia pun akhirnya menggendong bonekanya. Tak lama ia kemudian berakting menidurkan bonekanya. Ia boyong bantal dan selimut untuk digelar di lantai. Sang adik tertarik dengan aktivitas kakaknya mulai menghampiri. Biasanya pada kondisi begini, Teteh akan ringan tangan, namun ternyata Ia memilih meminta bantal tambahan. "Bunda, bantal buat Dede. Dede mau tidur. Ini buat boneka dan teteh." saya pun menyerahkan bantalnya seraya tersenyum. Mereka pun berakting tidur hingga Adik tampak kelelahan dan menangis ingin tidur. Saya pun menggendong Adik ke kasur dan menidurkannya. Di lantai ternyata Teteh yang sudah berselimut benar-benar tertidur bersama bonekanya. Saya pun memindahkannya ke tempat tidur. Alhamdulillah hari ini teteh bisa berlaku baik terhadap adiknya ketika kantuk menyerang. Saya rasa ini adalah satu dari keajaiban komunikasi produktif. Ketika saya berusaha mengafirmasi laku yang diinginkan ketika Teteh berhadapan dengan adiknya. Semoga.

#tantangan10hari #day13

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.