Skip to main content

Simpel Tapi Tetap Perlu Waktu

Bismillahirrahmanirrahiim

Hari ini setelah sounding sejak kemarin saya pergi ke seminar bersama anak-anak. Saya sudah mewanti-wanti Si Sulung untuk tetap tenang ketika bosan melanda, "No cry," ujar saya. Ia mengangguk tanda setuju.
Pagi harinya saya katakan padanya untuk segera mandi dan bersiap untuk pergi. Tantangan pertama dimulai, Ia berebut CD film dengan sepupunya. CD film itu sesungguhnya milik sepupunya, namun karena Ia ingin sekali menontonnya sejak malam kemarin Ia mengakui miliknya. Saya pun menghampiri, dan berkata, "Teh, itu punya sepupu Teteh. kembalikan ya. Kan kita mau pergi." Ia mutung, "bukan Bunda, ini punya Teteh." Ia keukeuh. Beberapa kali saya ulang mengatakan bahwa CD itu milik sepupunya yang harus dikembalikan. Jika tak dikembalikan maka Ia tak bisa ikut serta pergi seminar. Namun, Ia masih keukeuh. Akhirnya saya tinggalkan sementara Ia, untuk menyiapkan beberapa hal yg perlu dibawa. Teteh masih keukeuh, Ia mondar mandir bermain dengan membawa CD nya.
Di detik terakhir sebelum keberangkatan Ia menghampiri, "Bunda, ayo berangkat." Saya melihatnya dan mengatakan, "CDnya sudah dikembalikan?" "Belum, Teteh kembalikan sekarang." Ia pun beranjak menemui sepupunya untuk mengembalikan CDnya. Beres
Di tempat seminar, seharusnya saya bisa tenang mendengarkan materi, tapi nyatanya nihil. Teteh, berulang kali menolak ditinggal di kids corner. Namun setelah beberapa kali percobaan teteh fasilitator akhirnya Ia mau ikut bermain dan terhanyut. Saya pun bisa ikut mendengarkan materi. Namun ternyata tak lama, ia akhirnya tetap mencari Bundanya setelah beres mewarnai dan bosan. Nampaknya Ia pun masih belum nyaman dengan lingkungan baru di kids corner. Meski belum bisa beradaptasi dan tampak bosan Ia tak menangis. Alhamdulillah.
Berulang kali Ia meminta pulang, nampaknya Ia benar-benar merasa bosan dan tak merasa nyaman. Saya kembali ingatkan bahwa acara belum beres, Ia pun berujar, "Acaranya masih lama ya Bunda." Saya mengangguk. Ia pun kembali tenang namun tetap tak mau jauh dari Bundanya. Ia enggan ditinggal ke ruang acara, namun diajak ke ruang acara pun enggan. Akhirnya saya temani Ia di kids corner sambil meyakinkan diri bahwa ini salah satu cara untuk Ia berlatih bermain bersama di lingkungan baru nantinya.
Meski tak sepenuhnya sukses mendengarkan materi saya tetap bersyukur Ia tidak menangis, padahal biasanya jika ia bosan dan ingin pulang Ia seringkali menangis memaksa. Ini berarti soundingnya berhasil. Ternyata meski komunikasi dengan anak itu simpel, kita tak bisa memaksakan untuk langsung dimengerti. Perlu waktu untuk Ia bisa menerima keputusan dan keinginan kita tanpa melukai keinginan mereka. Tak ada hasil yg instan.
#tantangan10hari #day10

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Biarkan Pendidikan Memilih

Dewasa ini permasalahan SDM lebih dominan terlihat di negeri ini. Tentu saja ini berkaitan dengan SDM negeri ini yang luar biasa besar. Meski kuantitasnya luar biasa besar, sampai saat ini belum ada kesamarataan kualitas SDMnya. Masih ada ketimpangan antara orang-orang yang berilmu (paham) serta yang tidak. Sangat timpang bahkan. Lihat saja… di negeri ini pelajar yang tawuran dan pelajar yang mencetak tinta emas pada kejuaraan internasional ‘berebutan tempat’ di ruang berita. Orang yang taat peraturan dan yang tak peduli pun mudah terlihat di jalanan. Miris… hanya itu yang dapat menggambarkannya. Apa yang salah? Menelusuri pendidikan tampaknya menjadi gerbang utama pembuka tabir ini. Membahas pendidikan memunculkan bayangan akan tiap tetes peluh para ‘tumpuan pendidikan’. Terbayang pula kerasnya mereka ‘memutar otak’ untuk menyuapi otak-otak cemerlang anak didiknya. Menjadi ketegaan yang amat buruk jika mempersalahkannya. Namun fakta tak selalu seindah bayangan. Saat ini tak lagi ...