Skip to main content

Komunikasi dengan Anak itu Simpel

Bismillahirrahmanirrahiim

Menuju 4 tahun usianya semakin membuat daya eksplorasinya bertambah. Apa saja ingin Ia tiru dan kerjakan. Membiarkannya dengan  keingintahuannya tanpa ditemani, salah-salah malah berbahaya untuknya. Seperti yang dilakukannya hari ini. Sejak sudah bisa berjalan memang salah satu hobinya adalah memanjat. Hari ini (bukan hari pertama), Ia kembali menguji rasa khawatir bundanya dengan memanjat pagar pembatas di balkon rumah neneknya. Melihat hal ini, saya pun langsung berkomentar, "Teh, turun sayang, manjatnya di playground ya..". Ia menoleh sambil masih tetap di pagar tahap kesekian, lalu berkata, "di playground?". "Iya, di playground," kata saya. Ia pun turun sambil berkata, "diantar Ayah ke playgroundnya". Saya hanya mengangguk. Ternyata sesimpel itu berkomunikasi dengannya. Jadi ingat materi komunikasi produktif pada anak yaitu, KISS (Keep Information Short and Simple) dan Fokus pada apa yang kita inginkan.
Terkait poin ini jadi ingat tadi saat perjalanan menuju Cimahi, saya tak sengaja melihat orang yang tunadaksa, kedua tangannya tak lengkap. Saya pun berujar pada Teteh, "Teh, lihat ada yang tangannya tak ada." Ia pun menoleh memperhatikan, dan berkata, "kasihan ya Bunda". Saya pun menimpalinya, "Iya, makanya kita harus bersyukur pada Allah SWT sudah diberikan tangan yang lengkap" Ia terdiam mencerna kata-kata tersebut. Saya pun melanjutkan lagi perkataan saya, "Teteh  rajin sholat ya untuk bersyukur ke Allah SWT." Ia terdiam, semoga paham, karena saya baru sadar, kalimat yang saya lontarkan bisa jadi dikategorikan tidak pendek dan simpel..

#tantangan10hari #day7

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Belajar dari Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud

Pemimpin biasanya dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu acara atau organisasi. ternyata dalam alquran pun telah ada kisah teladan kepemimpinan Nabi Sulaiman a.s. dan salah satu anak buahnya, burung hud-hud 20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa Aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. 21. Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." 22. Maka tidak lama Kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum mengetahuinya. Aku datang kepadamu dari negeri Saba membawa suatu berita yang meyakinkan. 23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. 24. Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka p...

Biarkan Pendidikan Memilih

Dewasa ini permasalahan SDM lebih dominan terlihat di negeri ini. Tentu saja ini berkaitan dengan SDM negeri ini yang luar biasa besar. Meski kuantitasnya luar biasa besar, sampai saat ini belum ada kesamarataan kualitas SDMnya. Masih ada ketimpangan antara orang-orang yang berilmu (paham) serta yang tidak. Sangat timpang bahkan. Lihat saja… di negeri ini pelajar yang tawuran dan pelajar yang mencetak tinta emas pada kejuaraan internasional ‘berebutan tempat’ di ruang berita. Orang yang taat peraturan dan yang tak peduli pun mudah terlihat di jalanan. Miris… hanya itu yang dapat menggambarkannya. Apa yang salah? Menelusuri pendidikan tampaknya menjadi gerbang utama pembuka tabir ini. Membahas pendidikan memunculkan bayangan akan tiap tetes peluh para ‘tumpuan pendidikan’. Terbayang pula kerasnya mereka ‘memutar otak’ untuk menyuapi otak-otak cemerlang anak didiknya. Menjadi ketegaan yang amat buruk jika mempersalahkannya. Namun fakta tak selalu seindah bayangan. Saat ini tak lagi ...