Skip to main content

Dihitung Sampai Berapa

Bismillahirrahmaanirrahiim

Menghitung dalam beberapa hitungan menjadi salah satu pilihan Teteh untuk segera menyelesaikan apa yang sedang dikerjakannya. Hal ini sering saya pilih ketika Ia berlama-lama mandi atau bermain. Padahal saat itu waktunya mepet untuk pergi misal. Cara ini saya rasa cukup efektif.
Ketika saya sedang sibuk, dan Teteh butuh bantuan Ia pun kadang melakukan hal yang sama, "Bunda dihitung sampai berapa?"  ucapnya. Begitu yang Ia lakukan kemarin ketika Ia meminta bantuan untuk membantunya cebok. Saya yang masih menidurkan adiknya pada awalnya memintanya cebok sendiri, kemudian memintanya bersabar. Ketika ia bertanya dihitung sampai berapa, saya jawab 200. Tak disangka ia berhitung berurutan sampai 10 lalu meloncat dan mengatakan 200. Dan saat itu adiknya sudah tertidur. Luarbiasa. Hehe
#tantangan10hari #day15

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.