Bismillahirrahmanirrahiim..
Komunikasi adalah jembatan untuk saling memahami. Salah komunikasi seringkali berakhir saling menyakiti. Terkait memahami ini rasanya prinsip give and take relevan, berusahalah memahami terlebih dahulu sebelum meminta dipahami.
Sebelum menuntut anak menjadi pribadi yang baik, sudahkah saya memberikan ia cotoh, menjadi raw model nya? Karena sesungguhnya seorang anak itu fitrahnya baik, orangtuanya lah yang kemudian mengaburkan fitrahnya atas nama ego.
Hari ini Si Sulung mendorong adiknya yang masih berumur 1 tahun. Apa pasalnya? Ternyata karena adik menarik aksesoris sepeda Si Sulung. Si Sulung sedih dan sebenarnya sudah melapor pada kami, namun karena kondisi kami yang masih lelah, membuat perasaan Si Sulung ini seolah terabaikan. Ia pun mutung. Kami pun memintanya meminta maaf pada adiknya, namun ia malah menangis, seolah berkata, 'bunda, pahami aku'. Setelah sejenak berpikir mencerna situasi saya mulai mencoba praktek komunikasi produktif. Saya menamai perasaan sedihnya karena adiknya menarik aksesoris sepedanya, lalu mengatakan padanya, "mendorong adik membuat adik kaget dan takut. Kalau teteh sedih boleh cerita ke bunda. Kalau teteh perlu bantuan, boleh minta bantuan bunda, nanti bunda coba bantu." Ia pun terdiam. Lalu kembali sumringah ketika aksesoris sepedanya kembali terpasang.
Ternyata hati seorang anak itu sangatlah lembut, saking lembutnya ketidakpedulian kita menjadikan ia kesal dan mencari cara mendapat perhatian kita. Melihat ke dalam matanya mungkin tak mudah, namun usaha kita pasti akan mendapatkan titik terang. Asal kita tenang, kembalikan kepada Sang Pemilik Hati.
#tantangan10hari #day2
Ternyata hati seorang anak itu sangatlah lembut, saking lembutnya ketidakpedulian kita menjadikan ia kesal dan mencari cara mendapat perhatian kita. Melihat ke dalam matanya mungkin tak mudah, namun usaha kita pasti akan mendapatkan titik terang. Asal kita tenang, kembalikan kepada Sang Pemilik Hati.
#tantangan10hari #day2
Comments
Post a Comment