Skip to main content

Bercerita

Bismillahirrahmanirrahiim

Mengetahu rasa dan pikiran anak tentu bukan hal yang mudah. Terlebih kosakatanya yang masih terbatas untuk mengungkapkan ada yang ada di hati dan kepalanya. Rutin memberi nama atas setiap rasa atau ekspresi yang diperlihatkan pada kita menjadi tantangan tersendiri untuk saya. Terkait menamai rasa ini seringkali saya mengajak Si Sulung untuk menceritakan apa yang sudah ia kerjakan seharian ini. Namun PR bagi saya ketika saya mengajak ia bercerita, yaitu tidak menginterogasi namun mengobservasi.
Tantangan hari ke5 komunikasi produktif ini masih seputar mengelola emosi ketika berkomunikasi. terutama terkait dengan kejailan Si Sulung ketika mengajak bermain adiknya, Seringkali ia keukeuh dengan yang ingin dikerjakannya. Perlahan-lahan sudah mulai terbiasa untuk mengatur intonasi dan kata. Ternyata memang ketika komunikasi kita produktif anak mudah mengerti dan diarahkan.

#harike5 #tantangan10hari

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.