Skip to main content

Pelangi

Pelangi adalah banyak warna di langit, yang menari-nari dalam satu garis, indah. Pelangi ciptaan yang Maha Indah, menentramkan hati yang melihatnya. Aku suka. Pelangi seperti sesungging senyum yang mengajari arti kesabaran, seperti air yang menunggu mentari agar menjadi pelangi.
Ada banyak arti dari sebuah pelangi, namun mengapa pelangi lah yang kini menjadi salah satu icon LGBT? Bukankah pelangi terlalu indah untuk menjadi sebuah icon yang bahkan agama pun tak memfasilitasinya?
Pelangi mengajari banyak hal, berwarna warni untuk berharmoni. Lalu, merefleksikannya pada mata tiap insan. Menyampaikan rasa pada sanubari. Menenangkan hati yang bersedih. Lalu mengapa warna warni ini menjadi simbol para LGBT?
Pelangi menjadi pelipur lara. Menjadi primadona para insan. Inikah daya tarik nya? Merasa diterima?
Aku tak sedang memaki LGBT, karena LGBT mungkin tak timbul sendiri. Ia mungkin berasal dari ketidakpedulian kita. Atau mungkin sikap kita yang menertawakan anomali. Perlahan tanpa kita sadari menjelma menjadi sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.
Namun, pelangi mengajarkan kesabaran. Menceritakan tak semua sinar mentari berhasil merubah rintik air menjadi warna warni indah. Bercerita si cahaya putih yang dinanti air agar menjelma menjadi pelangi. CiptaanNya yang menghangatkan hati tiap insan. Menjadikan alasan untuk tetap teguh mendoakan agar kelak sinar putih hidayah singgah di hati para LGBT. Menyadarkan bahwa Tuhan tak menciptakan anomali gender, karena Ia memberikan akal juga sanubari.
#ODOPfor99days #day12

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Kecil

Angin menyentuh lembut dedaunan di pagi itu. Bak seruling, dedaunan pun berdesir mengirimkan irama-irama merdu. Pagi yang indah untuk memulai hari yang lebih indah. Pagi itu tepat seperti yang direncanakan, aku melangkah menuju tempat para sahabatku telah berkumpul. Kami akan pergi ke salahsatu tempat wisata di kawasan bandung.

Tantangan hari ke-16

Nampaknya harus bangk banyak beristighfar. Lembab masih saja belum pergi. Tgl 19 April memang sempat berpergian. Apa masih jetlag? Kan sudah 3 hari berlalu. Sudah badge 'need improvement' yang kesekian. Huft

Tantangan hari ke18

Alhamdulilah.. mulai kembali menggoreskan catatan di jurnal. Jurnal itu memang menyenangkan tapi kenapa ya susah untuk konsisten? Apa karena menulis jurnal perlu dipikirkan? Badge satisfactory untuk menyemangati hari hari selanjutnya untuk konsisten.