Skip to main content

Guru Alami

Manusia itu tempatnya khilaf, lupa. Banyak kerjaan dikit, lupa simpan barang. Banyak fokus dikit lupa sedang masak air. Banyak kegiatan dikit, lupa sedang shaum, dsb.
Memang sudah fitrahnya, manusia tempat lupa. Apa yang hendak Allah SWT sampaikan dengan memberikan fitrah ini?
Bersama dengan fitrah lupa Allah SWT pun memberikan manusia fitrah untuk bersosialisasi, fitrah akal dan fitrah rasa. Manusia dapat menyadari Khilafnya ketika ia bersosialisasi. Ketika menyadari khilafnya ia pun dapat dengan segera mengolahnya dengan rasa dan akalnya untuk mencari solusi, memperbaikinya.
Bersosialisasi dengan siapapun, semuda apapun usianya dapat memberikan hikmah yang luarbiasa. Itulah kebesaran Allah SWT, menciptakan segala fitrah tanpa sia sia.
Kepolosan anak kecil, yang menyerap tiap-tiap 'informasi' di sekitarnya menjadikan ia guru alami. Ia dapat merefleksikan apa yang didapatnya dengan cara paling sederhana dan lucu. Mengingatkan kita untuk menjaga apa yang dilihat dan didengarnya. Dengan demikian ia hanya akan merefleksikan segala yang baik dan dapat menjadi guru kecil kita. *note to my self
#ODOPfor99days #day5

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.