Skip to main content

Mentari di Negeri Air (Versi 1)

Ada filosofi tersendiri pada pelangi yang muncul di batas langit.. tentang sebuah hiburan pada tetesan tangisan langit... Setelah hujan memaksa hadir dalam gersangnya hari. 

Mungkin tak semua panas memaksa hujan hadir. Pun tak semua hujan yang hadir (dalam teriknya mentari), mengundang pelangi. Karena terik mentari kadang hanya butuh dinginnya hujan.. Dan pelangi adalah sesungging senyum untuk hari yang telah teraduk-aduk oleh terik mentari dan tetesan hujan dengan sedemikian rupa. Sesungging senyum yang hanya terjadi pada saat istimewa. Istimewa karena tak dapat diterka seenaknya seperti menerka warna campuran dari dua warna.

Dan ketika pelangi hadir, seperti sebuah senyum yang dapat menghadirkan banyak senyum yang lain, warna langit kian semarak, bukan hanya putih dan biru. Menjadikannya tak bosan untuk dipandang. Menjadikannya inspirasi keindahan bagi setiap insan bahwa pelangi akan selalu menjadi biasan warna yang selalu menghadirkan siluet asa yang baru... Menghapuskan segala keputusaaan atas bantuan sang mentari...
Seperti pelangi, kehidupan insan di dunia pun serupa, jikalah boleh diserupakan, maka pelangi adalah bayangan asa yang ada, hujan adalah segala tantangan yang bahkan dapat mengundang tangis, dan mentari adalah kerja keras insan. Ketika kerja keras ini bertemu tantangan mudah, kerja keras ini tak perlu diuji lebih jauh hingga cukuplah ia berjalan melewatinya. Namun ketika kerja keras ini bertemu tantangan yang lebih sulit, maka asa berulang kali muncul, mengingatkan bahwa ia masih ada dan menunggu untuk digapai.
Dan jika alunan kerja kita tak begitu nyata, tantangan yang terus menerus menyerbu akan mudah saja menyergap dan mengalahkan kita.. jika itu terjadi, maka bayangan asa pun sulit hadir, mereka terhenti pada pagar-pagar tantangan yang menutupi kerja kita.

Begitulah pelangi diciptakan, maka seperti pelangi.. Berbaiksangkalah pada tiap sengatan panas. Bekerjalah seolah tak ada lelah, peluh, ataupun lainnya. Bekerjalah dengan mengingat Ia yang selalu ingin yang terbaik darimu. Bekerjalah dengan mengingat bahwa hujan itu caraNya untuk menyadarkanmu, bahwa kamu adalah insan yang terbaik yang layak bertemu pelangi. Meski kadang pelangi yang hadir tak seindah yang diimpikan, tapi  pelangi itu adalah bukti cintaNya padamu.

Masih banyak filosofi sebuah pelangi, serupa dengan pelangi banyak pula makna yang bisa diambil dari alam.. Maka kenapa masih saja kita menyakiti alam tempat kita dapat mengambil banyak makna..

-end of version 1 see you at another version-
MRA, 2011

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Masalah

Seringkali kekecewaan menghampiri kita ketika sang harap tak kunjung menjadi nyata. Padahal jika kita memberi sedikit waktu untuk hati dan pikiran kita bekerjasama mencari solusi, maka kecewa itu kan berubah menjadi harap lain untuk dipenuhi. Sebagai analogi saya akan mengambil contoh robot. Sebelumnya kita samakan persepsi ya, apa itu Robot? Robot (menurut saya) adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang oleh manusia menjadi suatu fungsi yang dapat membantu pekerjaan manusia, ini bisa juga diartikan mengabdi. Dengan pengertian seperti ini maka kulkas, radio, komputer dan tv termasuk robot. Sekarang apa itu Manusia? Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah padaNya. Nah dari sisi ini kita bisa melihat adanya kesamaan dalam hubungan manfaat antara manusia dan robot serta manusia dan Allah SWT.

Hayu Naik Kereta

Siang itu di ruang makan rumah eninnya terdengar ramai. Suara kursi digeser serta celoteh anak-anak menggaung. Tak berapa lama kursi telah rapi berjajar dan mereka mulai mengatur siapa dan dimana posisi duduknya. Mereka dengan bersemangat menaikinya dan bernyanyi kereta api. Kreativitasnya siang itu berbekas pada adik pertama Teteh. Ketika Ia di ruang makan dan sedang tak beraktivitas sekonyong konyong Ia menarik kursi sembari berkata 'kereta'. Kreativitas ternyata menular dan mengasikkan.